Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Kematian

3 Juni 2024   21:15 Diperbarui: 3 Juni 2024   22:01 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sajak Kematian

Oleh: Abi Wihan


Kematian datang tanpa aba-aba,

Dalam sunyi, tanpa suara,

Menyapa jiwa yang lelah,

Mengantar ke perhentian terakhir.


Seperti angin yang berhembus lembut,

Menyapu jejak langkah di pasir,

Kehidupan memudar perlahan,

Meninggalkan kenangan yang abadi.


Dalam pelukan malam yang hening,

Kematian membawa kedamaian,

Melepaskan beban dunia,

Menuju keabadian yang tak terduga.


Air mata jatuh, hati berduka,

Mengiringi kepergian yang tak kembali,

Namun di balik kesedihan yang mendalam,

Ada keikhlasan yang terukir di hati.


Kematian adalah bagian dari hidup,

Pintu menuju keabadian,

Mengajarkan kita arti berharga,

Setiap detik, setiap nafas.


Dalam kepergian, ada awal yang baru,

Di alam yang tak kita ketahui,

Doa-doa terpanjatkan,

Mengiringi jiwa menuju cahaya abadi.


Mari kita hargai waktu yang tersisa,

Mengisi hari dengan cinta dan makna,

Karena pada akhirnya, semua akan kembali,

Dalam dekapan kehidupan yang kekal


Aceh Tamiang, 03 Juni 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun