Kurikulum Merdeka Jadi Kurikulum Nasional: Sebuah Refleksi Mandiri Model Framework GibbsÂ
Oleh: Abi WihanÂ
Refleksi berdasarkan model framework Gibbs mencakup enam tahap: deskripsi, perasaan, evaluasi, analisis, kesimpulan, dan rencana tindakan. Berikut adalah refleksi mandiri tentang penerapan Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum nasional dari sudut pandang penulis.
Deskripsi
- Pada tahun 2021, Indonesia mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sebagai respons terhadap kebutuhan pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa. Kurikulum ini menawarkan kebebasan lebih besar bagi guru dan sekolah dalam menentukan cara belajar dan materi ajar yang relevan bagi siswa. Pada tahun 2024, Kurikulum Merdeka mulai diadopsi secara nasional, menggantikan kurikulum sebelumnya yang lebih kaku dan terstandarisasi.
Perasaan
- Saya merasa antusias dan optimis dengan penerapan Kurikulum Merdeka secara nasional karena memberikan kebebasan bagi guru untuk berinovasi dalam mengajar. Namun, ada juga perasaan khawatir terkait kesiapan guru dan infrastruktur pendidikan untuk mendukung perubahan ini. Ada kecemasan apakah semua sekolah, terutama yang di daerah terpencil, memiliki sumber daya yang memadai untuk menjalankan kurikulum ini dengan efektif.
Evaluasi
- Positif: Kurikulum Merdeka memberikan ruang lebih bagi kreativitas guru, mendorong pembelajaran yang lebih relevan dan kontekstual bagi siswa. Hal ini berpotensi meningkatkan motivasi belajar siswa dan membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan.
- Negatif: Tidak semua sekolah memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan pelatihan. Implementasi kurikulum ini membutuhkan waktu dan dukungan yang signifikan, dan ada risiko ketidakmerataan kualitas pendidikan antar daerah.
Analisis
- Penerapan Kurikulum Merdeka secara nasional membawa tantangan besar, terutama dalam hal pelatihan dan kesiapan guru. Guru-guru perlu dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan baru untuk bisa mengimplementasikan kurikulum ini secara efektif. Selain itu, diperlukan dukungan teknologi dan sumber daya yang memadai agar kurikulum ini dapat diterapkan secara merata di seluruh Indonesia.
Kesimpulan
- Penerapan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional adalah langkah yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, namun memerlukan persiapan yang matang. Pelatihan guru, penyediaan sumber daya, dan monitoring yang ketat adalah kunci keberhasilan implementasi kurikulum ini.
Rencana Tindakan
- Pelatihan Guru: Meningkatkan intensitas dan kualitas pelatihan bagi guru untuk memastikan guru siap mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
- Dukungan Teknologi: Menyediakan fasilitas teknologi yang memadai di semua sekolah, termasuk akses internet dan perangkat pembelajaran.
- Monitoring dan Evaluasi:Â Membuat mekanisme monitoring dan evaluasi yang efektif untuk menilai penerapan kurikulum dan melakukan perbaikan berkelanjutan.
- Kolaborasi; Mendorong kolaborasi antara sekolah, dinas pendidikan, dan komunitas lokal untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.
- Sumber Daya:Â Mengalokasikan anggaran yang cukup untuk mendukung semua aspek implementasi Kurikulum Merdeka, termasuk pengembangan materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan lokal.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Kurikulum Merdeka dapat diterapkan secara efektif dan merata, sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.
Semangat belajar dan berbagiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H