Katanya Setia,, Nyatanya?
Oleh: Abi Wihan
Katanya setia itu menanti dalam senyap,
Menghitung detik yang berlari tanpa jejak.
Seperti ombak yang setia menggapai pantai,
Meski terpisah, tak pernah lelah ia kembali.
Katanya setia itu menjaga dalam doa,
Mengirim harapan di malam penuh berkah
Seperti bintang yang setia di langit kelam,
Tetap berkelip, meski gelap menggenggam malam.
Katanya setia itu merawat dalam hati,
Menumbuhkan cinta di tanah sepi.
Seperti bunga yang setia mekar di musim semi,
Menebar wangi, meski daun gugur pergi.
Katanya setia itu sabar dalam penantian,
Menjaga rindu di balik kesunyian.
Seperti mentari yang setia menunggu pagi,
Menyinari dunia, meski malam ingin berlari.
Katanya setia itu adalah perjalanan,
Mengiringi langkah dalam kebisuan.
Seperti waktu yang setia menemani usia,
Tetap berjalan, meski tak semua tertawa bahagia.
Katanya setia itu adalah perjalanan,
Mengiringi langkah dalam kebisuan.
Seperti waktu yang setia menemani usia,
Tetap berjalan, meski tak semua tertawa bahagia.
Nyatanya setia hanya ilusi yang terjalin,
Di antara janji-janji yang kini tinggal angin.
Nyatanya, kau tak setia dalam diammu,
Meninggalkan luka di hati yang merindu
Aceh Tamiang, 29 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H