Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Pun Turun

17 April 2024   09:02 Diperbarui: 17 April 2024   09:21 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan Pun Turun

Oleh: Abi Wihan

Sekian lama cuaca terik menyengat,

Bumi kering, pepohonan layu, alam mengeluh,

Langit biru tak memberi belas, tanah gersang terbakar.

Rindu akan tetes air hujan mengguyur deras.

Hingga akhirnya, datanglah titik awal,

Gumpalan awan hitam, angin menderu-deru.

Hujan pun turun, meredakan dahaga,

Membasahi bumi, mengalirkan kasih.

Dendang petir bergemuruh gagah menghentak,

Menyapa tanah kering dengan pelukan lembut.

Daun-daun pun bergembira, menari-nari,

Bertemu kembali dengan rahmat dari Sang Pencipta.

Tetesan-tetesan lembut menghampiri,

Menari-nari di atap dan dedaunan,

Menghapus dahaga tanah yang kehausan

Menghidupkan kembali segala yang kering.

Hujan pun turun, dengan harapan dan pesan.

Bahwa setelah kesulitan, ada kelegaan,

Seperti hidup ini, panas dan hujan berganti,

Namun kita tetap berdiri, mensyukuri nikmat Ilahi

Aceh Tamiang, 17 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun