Untuk kita renungkan bersama:
- Orang yang melakukan amal kebaikan semata-mata untuk mendapatkan pujian cenderung kehilangan esensi sejati dari kebaikan itu sendiri. Mereka lebih fokus pada apa yang bisa mereka dapatkan daripada pada manfaat yang mereka berikan kepada orang lain.
- Orang yang bergantung pada pujian untuk memvalidasi amal kebaikan mereka rentan terhadap perasaan kekecewaan dan frustrasi ketika tidak mendapatkan pengakuan yang diharapkan. Hal ini dapat menyebabkan siklus perilaku yang tidak sehat.
- Mengharapkan pujian dari orang lain sebagai satu-satunya penghargaan untuk amal kebaikan yang dilakukan merupakan ekspektasi yang tidak realistis. Kebaikan sejati tidak memerlukan pujian dari luar untuk membenarkannya.
Mari kita terus berbuat baik tanpa mengharapkan pujian atau penghargaan dari manusia. Kebaikan yang tulus akan meninggalkan jejak di hati orang lain, meskipun tidak selalu terlihat oleh mata. Ingatlah bahwa amal kebaikan seharusnya semata-mata ikhlas karena Allah dan balasan yang Allah berikan atas kebaikan yang kita lakukan sangat jauh lebih sempurna dibandingkan hanya sekadar pujian dan pengakuan dari orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!