Di kota yang sejuk nan hijau, aku singgahi.
Takengon-Aceh, negeri di atas awan.
Dingin menyapa hati yang terbuai,
Keindahan alamnya tiada tara.
Gunung menjulang, menyentuh langit,
Awan putih berarak di angkasa.
Di sini cinta tercipta dalam senja,
Dalam riak-riak danai danau yang tenang.
Danau-danau tenang, berkilau di matahari,
Seperti permata biru yang tersembunyi.
Airnya sejuk, menggoda para pengunjung,
Mengajak kita berlayar dalam impian.
Hutan-hutan hijau, rimbun dan lebat,
Menyimpan misteri dan keajaiban.
Burung-burung berkicau, menyanyikan lagu,
Seolah ingin mengantar kita ke alam lain.
Awan-awan putih berarak di langit senja,
Seakan menari-nari dengan angin lembut.
Aku berjalan di antara pohon-pohon tua,
Merasakan kedamaian yang sulit diungkapkan.
Takengon, surga yang tersembunyi,
Dengan keindahan alam yang luar biasa.
Aku bahagia disana, merasakan pesonamu,
Menyaksikan keajaiban yang tak tergantikan.
Tiada kata yang mampu menggambarkan,
Keajaiban alam yang mempesona.
Takengon, negeri di atas awan,
Kau tetap abadi dalam hatiku yang merindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H