Di depan pak penghulu, aku berjanji,
Beberapa tahun lalu, janji itu terucap.
Ikatan cinta kita akan kujaga selalu,
Sebuah nyala abadi, takkan pernah padam.
Bersamamu, anugerah yang kumiliki,
Menghangatkan hati yang dulu membeku.
Meski perjalanan hidup kita berliku-liku,
Ketulusanmu membuat hidup berarti.
Maafkan aku yang tak sempurna,
Tak selalu bijaksana dalam sikap.
Bersamaku, hidupmu kadang merana,
Membuatmu gundah dan gelisah.
Karena diriku tak sehebat Arjuna.
Suka duka kita lalui bersama,
Pemikiran tak selalu seirama.
Kesulitan kadang meninggalkan trauma,
Bahtera rumah tangga penuh dilema.
Ketegaranmu membuatku terkesima,
Segala kekuranganku engkau terima.
Cinta suci seputih melati,
Akan kujaga hingga akhir hayat nanti,
Wanita saliha, idaman di hati,
Dirimu tak akan pernah terganti.
Kesucian cinta yang sangat berarti.
Keluarga kecil bahagia,
Bersama anak kita yang ceria.
Dirimu dan anak kita adalah karunia,
Semoga kehidupan kita menjadi mulia.
Saat dirimu tersenyum manja dalam pelukan,
Kukecup keningmu dan doa aku panjatkan.
Bersamamu di surga bukan sekedar angan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H