Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Pantas Mencintaimu

3 Januari 2024   22:14 Diperbarui: 3 Januari 2024   22:17 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Private Dokumen With Canva

Di tepian sawah yang hening, seorang pemuda bernama Arkan duduk sendirian, memandang jauh ke hamparan sawah yang menghijau. Hatinya berdebar-debar dengan berjuta kegelisahan, karena dia tahu bahwa saat ini adalah saat yang tepat untuk mengambil keputusan sulit.

Arkan telah jatuh cinta pada seorang gadis bernama Sita. Mereka telah bersama selama beberapa tahun, tetapi Arkan merasa bahwa dirinya tidak pantas mencintai sita. Setiap hari, cintanya semakin dalam, dan dia takut bahwa jika dia terus bersama Sita, dia akan semakin terjerumus ke dalam lautan cintanya yang tak berujung.

Dengan hati yang berat, Arkan memutuskan untuk menjauh dari Sita. Dia tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara baginya untuk melindungi hatinya. Meskipun itu berarti dia harus meninggalkan cinta sejatinya, Arkan merasa itu adalah langkah yang berat.

Arkan mulai mengurangi pertemuan mereka, menghindari panggilan telepon dan pesan dari Sita. Dia melakukannya perlahan-lahan, karena hatinya terluka setiap kali dia harus menolak kehadiran Sita. Namun, dia tahu bahwa ini adalah hal yang harus dilakukan.

Sita merasa bingung dan terluka dengan sikap Arkan. Dia mencoba mencari tahu apa yang salah, tetapi Arkan hanya memberikan alasan-alasan yang samar. Hatinya hancur melihat Arkan menjauh darinya, tetapi dia tidak memiliki kemampuan memaksakan diri pada seseorang yang selama ini bersamanya.

Beberapa bulan kemudian, Arkan dan Sita bertemu di tempat yang sama di tepian sawah. Mereka saling memandang, dan Arkan bisa melihat kesedihan di mata Sita. Dia ingin sekali mengatakan padanya bahwa dia sangat mencintainya, tetapi dia tahu bahwa itu hanya akan membuat segalanya lebih sulit.

Dengan hati yang penuh rasa sakit, Arkan mengucapkan selamat tinggal pada Sita. Dia meninggalkannya di tepi sawah yang sunyi, sambil membawa perasaan cintanya yang tak terucap. Meskipun hatinya hancur, Arkan tahu bahwa dia telah mengambil keputusan yang dianggapnya benar. Dia berharap bahwa suatu hari nanti, Sita akan menemukan seseorang yang bisa mencintainya dengan sepenuh hati, sementara dia sendiri akan belajar untuk menyembuhkan luka hatinya dan perlahan beranjak menjauh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun