Mohon tunggu...
Mariono Abu Al Fayyadh
Mariono Abu Al Fayyadh Mohon Tunggu... Guru - SD Negeri Lung Manyo_Aceh Tamiang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru Penggerak Angkatan 1

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Biji Kopi

27 Februari 2022   18:35 Diperbarui: 27 Februari 2022   18:48 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption: Private Document

Pagi telah tiba, mentari seolah malu menampakkan sinarnya, rintik hujan terdengar merdu diatas atap rumah menambah suasana pagi menjadi semakin dingin dan membuat aku malas tuk beranjak dari tempat tidur yang selalu setia menjadi tempat istirahatku.

Aku pun gelisah seperti ada yang kurang, ada yang kurang pas hingga aku pun merasa tidak nyaman lagi berada ditempat tidur.

Terdengar suara lirih memanggil dari dapur

Bi.... Abi...

Minum teh dulu,....

Akupun segera bangkit dari tempat tidurku menikmati segelas teh yang sudah tersaji,...

Hmmmm

Panasnya teh menghangatkan suasana yang dingin karena hujan di pagi hari.

Namun hasrat ku membayangkan segelas kopi lebih nikmat sepertinya.

Tetapi aku menyadari bahwa kopi sudah habis dari semalam.

Saat hujan mulai reda, aku beranjak ke warung untuk memnuhi hasrat ku yang menginginkan segelas kopi yang nikmat.

Bg... Ada kopi??

Tapi jangan yang sachet ya, aku mau serbuk kopi.

Ada ni pk! Jawab penjual

Kok menggumpal gitu bang seolah aku kurang yakin dengan kopi tersebut, masih berbiji kecil-kecil dan mengeras.

Tapi aku tetap membelinya daripada kopi sachet pikirku.

Jangan di sedu ya pak!!! Kata penjual

Terus diapain (jawabku penasaran)

Dimasak pak, direbus langsung sama kopinya.

Aku jadi makin penasaran tuk menikmati biji kopi ini.

Aku pun segera pulang setelah membayar kopi tersebut.

Aku ambil sedikit biji kopi dan merebusnya

Hmmmm

Aroma kopi alami yang luar biasa dan tak sabar tuk seruput kopi tersebut

Memang nikmat....

Beda banget rasanya

Segelas kopi disaat suasana dingin begini pas banget tuk dinikmati....

Segelas kopi menjadi inspirasi tuk menulis

Hujan pun rintik tak reda juga semakin asyik dan nikmat minum kopi tanpa sadar sudah habis dua gelas.

Hmmm

Nikmat

Ayo minum kopi

Kopi

Kopi

Kopi

Hidup ini seperti segelas kopi di mana pahit dan manisnya bertemu dalam kehangatan

Segelas kopi yang hitam...... 

Dan hitam itu tak selalu kotor seperti hitamnya segelaa kopi yang aku nikmati, dan pahit tak harus sedih dan kelam seperti pahitnya kopi yang begitu memberi rasa yang enak untuk dinikmat

Jadilah seperti kopi yang aku nikmati pagi ini. Walau sendiri, namun memberi ketenangan dan inspirasi tanpa henti

Biji kopi yang sama namun bisa memberikan cita rasa yang berbeda saat di nikmati oleh orang yang berbeda pula

Terima kasih buat penjual kopi yang memperkenalkan biji kopi yang begitu nikmat untuk diseruput.

Hmmm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun