Plastik sangat familiar dengan kehidupan kita sehari-hari, biasanya kita mendapatkan plastik saat berbelanja, lalu banyak juga perabotan dan wadah makanan yang masih menggunakan plastik. Tidak bisa dipungkiri sifat plastik yang ringan, tahan lama, serba guna, dan produksi yang rendah membuat plastik seolah menjadi barang tak tergantikan terutama dalam hal rumah tangga. Namun, apabila dalam penggunaannya tidak dikontrol, hal tersebut akan menjadikan bencana bagi kita, dan juga semua elemen yang ada dibumi ini. Bayangkan satu plastik berpengaruh terhadap kehidupan makhluk dan lingkungan.
Artikel ini membahas tentang dampak Kimia mikroplastik terhadap kehidupan Akuatik atau Perairan. Hal ini didukung dengan adanya kabar tentang kumpulan sampah plastik di Samudera Pasifik yag mencapai 1,6 juta km (3x luas Prancis), dari Greeneration Foundation. Fakta tersebut sangat miris, tetapi ada fakta yang lebih miris lagi di mana Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik ke-2 terbesar di dunia, hal tersebut dikatakan sendiri oleh Peniliti Ahli Utama Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cardova.
Meningkatnya produksi plastik sintetis dan pengelolaan limbah yang masih buruk menjadi penyebab utama peningkatan pembuangan sampah yang sangat besar, terutama keperairan. Hal tersebut mengakibatkan mikroplastik mengendap dan bertahan di air laut dan air tawar. Apasih mikroplastik itu? Mikroplastik merupakan partikel  terkecil dari plastik yang berukuran <5mm  dan berasal dari degredasi sampah plastik dan produk konsumen yang biasanya kita temui seperti kosmetik, pakaian sintetis, dan produk pembersih.
 Mikroplastik bersumber dari air tawar dan porsi terbesarnya dari intalasi pengolahan air limbah. Hal tersebut tentu ulah manusia. Perlu diketahui perairan tawar bisa mengakumulasi atau menyerap banyak partikel dan serat mikroplastik, namun kenyataannya upaya yang dilakukan untuk memantau mikroplastik di air tawar lebih sedikit daripada di perairan laut.  Sementara sifat mikroplastik sendiri itu menjadi sangat heterogen apabila ia terkontaminasi dengan kandungan organik yang lebih besar darinya.
Kehadiran mikroplastik tentu menjadi sebuah masalah baru entah itu dampak fisik, kimia dan biologi. Dampak fisiknya contohnya, banyak ikan yang terjerat sampah-sampah atau kalau didarat menumpuknya plastik yang tidak terurai. Dalam dampak kimia dan biologi, mikroplastik sendiri melepaskan zat aditif berbahaya seperti tembaga, Phthalates dan BPA yang bisa menyebabkan makhluk hidup mengalami gangguan kesehatan seperti gangguan sistem reproduksi, mengalami kelainan genetik dan kerusakan hati serta mengganggu sistem endokrin. Apabila tidak sengaja tertelan, mikroplastik mempunyai efek toksisitas pada manusia dan organisme hidup melalui beberapa jalur dan mekanisme. Selain tertelan secara langsung, mungkin kita tidak menyadari ada zat yang masuk ke diri kita melalui racun dalam air yang awalnya terserap ke dalam mikroplastik dan selanjutnya bisa terurai di dalam tubuh manusia dan hewan
Setelah dijelaskan pengertian, penjelasan, dan juga dampak kenapa kita harus mulai dari sekarang untuk mengontrol penggunaan plastik. Apa saja peran mahasiswa yang bisa kita lakukan untuk membantu makhluk-makhluk di perairan atau kepada kita sesama manusia. Kita bisa mulai mengontrol penggunaan plastik dengan berbelanja memakai totebag/paperbag. Kemudian kita juga bisa menggunakan metode 3R, yaitu Reduce, Reuse dan Recycle. Contoh perilaku reduce adalah menggunakan totebag, lalu sebisa mungkin memilih produk dengan kemasan biodegradable dan mengurangi sedotan plastik. Perilaku reuse contohnya adalah kita menggunakan plastik kembali untuk berbelanja. Kita juga bisa mendaur ulang dengan memanfaatkan sampah plastik menjadi kerajinan, seperti tas yang berasal dari tutup teh rio. Hal itu efektif dan juga bisa meningkatakan peluang ekonomi.
Penggunaan mikroplastik harus diperhatikan dan dikendalikan untuk keberlanjutan lingkungan di masa depan, sebagai mahasiswa kita harus berperan dalam mewujudkan poin ke-14, yaitu "kehidupan bawah laut" dan poin ke-3, yaitu "Pembangunan lingkungan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H