Mohon tunggu...
mario haganta
mario haganta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Telkom

Hallo, saya merupakan mahasiswa semester 6 jurusan ilmu komunikasi. Hobi saya menyanyi. Saya sangat sangat menyukai membaca artikel di berbagai media, meskipun artikel yang saya baca mengenai musik.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Lebaran Berbeda, Kebahagaian Tetap Sama: Anak Rantu Rayakan Hari Raya bersama Keluarga Melalui Layar

13 April 2024   10:30 Diperbarui: 13 April 2024   11:17 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari pertama lebaran menjadi hari yang sangat ditunggu para umat muslim karena tidak hanya Sholat Eid bersama tetapi juga setiap keluarga akan berkumpul merayakan hari yang dinanti-nantikan.

Sebagaimana diketahui, tentu anak rantau berbondong-bondong agar dapat pulang ke kampung halaman. Meskipun begitu, masih ada anak Rantau yang memilih untuk tidak pulang ke kampung halaman.

Hanif yang merupakan seorang mahasiswa mengatakan bahwa “lebaran tahun ini memang memilih untuk tidak pulang ke kampung halaman karena sudah sempat pulang di bulan Januari kemarin" (Rabu, 10/04/2024).

Meskipun begitu, keuangan dan lamanya libur juga menjadi alasan mengapa akhirnya ia memutuskan untuk tidak pulang lebaran ini, “Takut membebani keluarga juga jadinya karena pasti bakal keluarin duit lagi karena pengeluaran yang cukup banyak ditambah dengan libur yang tidak terlalu lama” ujarnya.

“Meskipun ini merupakan kali pertama lebaran jauh dari keluarga, saya mempersiapkan cara untuk temu sapa dan bermaaf-maafan dengan keluarga dengan telepon seluler yang saya punya. Video call namanya ” ungkapnya. Temu sapa dan bermaaf-maafan memang menjadi salah satu tradisi di saat lebaran. Meskipun ia tidak dapat bertemu secara langsung dengan keluarga, ia tetap meluangkan dan mempersiapkan segala cara agar dapat bertemu secara online melalui telepon seluler.

“Kesan lebaran tentu masih ada selain video call bersama orang tua, saya masih bisa bersilaturahmi ke ibu kosan dan makan opor buatan ibu kos”ujarnya.

Suasana lebaran pun tetap ada jika makan opor menjadi kebahagian yang dirasakan olehnya. Ditambah dengan kehadiran teman-teman yang tidak pulang ke kampung halaman membuat ia merasa bahagia karena ternyata ia masih ada keluarga kedua yaitu teman-temannya.

“Teman-teman yang tidak pulang ke kampung halaman pun mengajak saya untuk pergi liburan di hari lebaran dan mengunjungi teman-teman dari daerah kota asal saya serta silaturahmi dengan mereka. Itu bisa mengobati rasa sedihku, jadi lebaran tetap ada meskipun saya anak rantau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun