Erick Thohir memutuskan mengambil kendali perwasitan -- yakni dengan menunjuk dirinya sebagai Ketua Komite Wasit, maka beragam respon bermunculan. Tapi sebagian besar publik merespon kabar itu dengan begitu antusias dan optimis. Mengapa?
SaatHal ini tidak lepas dari harapan publik dan kenyataan bahwa sepak bola Indonesia saat ini menunjukkan transformasi ke arah yang lebih baik. Tapi salah satu celah yang saat ini terus menuai kritik di antaranya soal perwasitan. Paling tidak, berkaca pada tiga pekan jalannya Liga 1, masih terdapat beberapa catatan yang perlu dibenahi.
Persis di situlah kita menemukan alasannya. Bahwa dengan dipegang kendali langsung oleh Erick Thohir, maka harapan pembenahan kualitas perwasitan di Indonesia bisa terbenahi dengan lebih baik.
Mencegah Intervensi Perwasitan
Salah satu hal strategis dari tindakan Erick Thohir yang mengambil kendali perwasitan adalah ia bisa bertindak langsung mencegah intervensi perwasitan. Selain itu, ia memiliki kontrol (pengawasan) yang lebih leluasa dengan posisi sebagai Ketua Komite Wasit. Sehingga hal-hal seperti pungli, tekanan atas wasit-wasit dan lain yang bisa merusak dan mengganggu kinerja wasit dapat dihindari. Itulah poin penting pertama dari tindakan Erick Thohir menjadi Ketua Komite Wasit.
Langkah ini pun menuai apresiasi publik. Persis seperti diharapkan Erick Thohir, publik juga menilai serupa bahwa langkah Erick itu dapat menjadi strategi yang efektif untuk mendorong pembenahan wasit.
Diiringi dengan langkah penting lainnya, Erick juga telah menjalin kerja sama dengan Federasi Sepak Bola Jepang (JFA). Selain itu saat ini, PSSI juga tengah dalam tugas penting menyeleksi figur-figur yang tepat untuk mengisi Komite Disiplin.
Erick juga telah bergerak cepat membangun sinergi dengan pihak kepolisian untuk mendalami dugaan pungutan liar. Bahkan saat ini, perwakilan PSSI sudah mendatangi kepolisian untuk mendiskusikan persoalan ini.
Mencegah Kericuhan Suporter
Di luar perwasitan, ada satu lagi PR penting yang perlu dibenahi yakni terkait penertiban suporter demi menghindari adanya bentrok antar suporter. PSSI di bawah Erick Thohir sebenarnya sudah mengambi langkah atau mitigasi penting di awal sebelum kompetisi Liga bergulir, di antaranya mengeluarkan  sebagai upaya mengatasi persoalan insiden kericuhan atau kerusuhan suporter, rasisme, dan lain-lain, PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir sebetulnya sudah mengambil langkah mitigasi sejak awal. Salah satunya adalah melarang suporter tamu datang.
Mitigasi ini juga telah mendapatkan apresiasi, dinilai sebagai langkah pencegahan yang tepat untuk menghindari pertemuan antar suporter. Dalam beberapa laga, hasil mitigasi ini berjalan efektif, tak ada insiden.
Dalam kasus kericuhan pada laga Persik vs Arema adalah pengecualian. Itu terjadi akibat adanya oknum suporter Arema yang melanggar peraturan PSSI yang melarang hadirnya suporter tamu. Merespon soal ini, Erick pun mengambil sikap lebih tegas lagi.
Salah satu yang sedang dipertimbangkan adalah tindakan tegas untuk memberikan hukuman berupa pengurangan poin kepada klub yang suporternya membuat masalah. Pendekatan ini berpotensi efektif memberikan efek jera kepada suporter.
Hal-hal di atas -- masalah wasit dan suporter -- tentu tak bisa sekali beres. Tapi di bawah kepemimpinan Erick Thohir, PSSI mengambil langkah yang cepat dan tepat mengatasi persoalan ini. Hasilnya pun terlihat dari peningkatan output perwasitan dan manajemen suporter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H