Cinta ibarat dua sayap rajawali yang membawamu terbang tinggi menuju kebahagiaan sejati. Tetapi ingat, sayap cinta selalu beriringan dengan luka. Satu sayap cinta mengarakmu pada sukacita dan suasana batin riang. Sayap satunya menggiringmu pada kondisi batin dukacita, sedih, gamang atau perasaan sejenisnya.  Cinta itu membawa  pinisan duka dan mimisan luka. Mudah sekali bagimu untuk jatuh dan mengembara bersamanya, tetapi akan sangat susah membubuhkan tanta titik untuk mengakhirinya.
Mudah bagimu untuk terpesona terhadap keindahannya, tetapi mudah pula engkau tercabik-cabik oleh keganasannya. Cinta memiliki jalan dan takdir sendiri. Susah sekali engkau menebaknya. Sama seperti angin yang tak tahu dari mana datang dan kemana perginya.
Saat ini, engkau mungkin masih bisa merasakan hangatnya kebersamaan bersama cinta. Tetapi, akan tiba masanya juga, misteri waktu merenggutnya dari mahkota anganmu, tanpa meninggalkan jejaknya sedikitpun, tanpa pula memikirkan bagaimana sulitnya engkau melupakannya.
Engkau mungkin bakal berteriak sekeras mungkin atau bakal berlari secepat kilat atau menangis seperti hujan tetapi cinta tak akan menghiraukanmu. Dia akan tetap berlalu, hilang lalu lenyap dari pandanganmu. Itulah jalan dan takdir sebuah cinta.
Cinta akan menuntunmu dan membawamu pada sebuah pertualangan panjang untuk mencintai dalam pinisan duka dan mimisan luka. Engkau tak mungkin mengelaknya. Tak mungkin juga berlari meninggalkannya.
Yang dilakukan hanyalah mencari jalan terbaik untuk membasuh dan mengobati sekaligus  menikmati setiap goresan-goresannya.  Jika engkau tak pernah  mengetahui bagaimana harus terjatuh dalam pinisan luka dan mimisan luka dalam mencinta, engkau mungkin kehilangan sebuah makna yang sangat mendalam dari rasa cinta itu.
Cinta itu ibarat emas yang harus selalu dimurnikan agar terlihat kilau mempesona, atau seperti belati yang terus menerus diasah untuk mendapatkan ketajamannya. Yang paling penting engkau akan kehilangan cara tentang bagaimana membuat cinta  tetap bertahan dalam pelupuk hatimu.
Engkau harus siap melepaskan sebagaimana engkau siap menyongsong kehadirannya. Jika engkau  bersaksi, aku tak memiliki resep untuk menyembuhkan luka akibat cinta, engkau bohong. Sebab, sama halnya seorang dokter yang sudah menyediakan obat ketika engkau jatuh sakit, demikian pun engkau sudah memiliki obat dan resep tersendiri ketika engkau jatuh cinta.
Dengan begitu, engkau tidak akan jengah apalagi takut terhadap cinta. Supaya engkau juga tidak berhenti mencintai hanya karena seseorang pamit untuk pergi berlalu dari gubuk hatimu. Manakala engkau ingin berkubang dalam cinta, engkau harus menyiapkan resep dan obatnya, agar saat engkau jatuh cinta lalu ada luka yang tergores, engkau sudah punya resep dan obat tersendiri untuk menyembuhkan luka-lukanya. Hingga, ketika kisahmu berakhir dengannya, lembaran-lembaran kisah hidupmu tidak turut berakhir bersamanya.
Yang paling utama dalam mencinta adalah rasa ikhlas dan tulus untuk saling membalas cinta, saling mengasihi, tanpa menodai cinta dengan pengkhianatan. Mencintai adalah naluri perasaan dan takdir hati. Oleh karenanya, cinta membuat hati mengerti bila ada perbedaan, tanpa harus meninggikan apalagi meneriakkan amarah. Lalu, saling merendahkan, mengganjilkan dan melemahkan. Itu bukan cinta. Cinta mendidik untuk saling menghargai sebuah pengorbanan, menghormati sebuah perjuangan; saling meninggikan, menggenapkan dan menguatkan. Sebab, dalam cinta, ada damai yang tak kunjung usai.
Ketika mulai memanjat bukit-bukit cinta, engkau harus menyiapkan sapu tangan kecil untuk mengusap tetesan peluh-peluh letihmu dan air mata lelahmu yang jatuh gara-gara cinta yang mungkin belum sempat engkau menggapainya.
Cinta akan membuatmu jatuh dalam pinisan duka dan mimisan luka. Tetapi janganlah takut jatuh cinta. Cinta akan mengajarkanmu bagaimana perihnya luka, bagaimana engkau bergulat dengannya hingga cinta itu akan datang lagi menghiburmu dengan melantunkan ayat-ayat cintanya. Hingga engkau akan bersaksi, "aku telah diselamatkan oleh cinta." Janganlah cemas terhadap cinta.
Luka cinta memang sungguh susah disembuhkan. Biarpun sembuh, bekas-bekasnya masih tetap menempel di sampul-sampul hatimu. Tetapi akan sangat bermakna karena dengan cinta engkau mampu bertahan dalam setiap derap langkahmu yang penuh warna-warni keindahan. Yakinlah, cinta yang sama akan hadir menyembuhmu dan membawamu kepada fajar pagi yang cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H