Mohon tunggu...
Albertus Romario
Albertus Romario Mohon Tunggu... Seniman - PENULIS

Deo Gratias

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diamlah Nuraniku

8 November 2021   18:33 Diperbarui: 8 November 2021   18:38 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kata-kata inipun bungkam tak berujar lagi;

Diamlah nuraniku! Berhenti saja berbicara!

Dan mulutku! Terkatuplah sepanjang hayat,

Biarkan lidahku melekat tak terlepas dari langit-langit mulutku.

Kata-kata berhentilah berbicara!!

Ketika lembaran-lembaran lama menyeretku pada tangisan yang berpadu rindu,

Sederas tetes embun mungil -jatuh tanpa beban, 

Mengeluh, mendesah - membuncah bagiku.

Kendati aku tinggal berkhayalkan dirimu,

Berharap mimpi menjumpakan kita;

Karena duniamu-duniaku berbeda, jauh tak terjangkau.

Biarlah musim terus  membeku,

Tetapi buatku hanya mengukir namamu pada relung dalam sanubariku.

Sesungguhnya, kerinduan ini bernafas dari denyutnya sendiri dan tak susah dirasakan.

Tempatnya bukan di gantungan bintang-gemintang,
sebab aku tak memiiki sayap untuk terbang mengambilnya.

Bukan pula di dasar samudera raya;
aku tak sanggup menyelam ke sana.
Tetapi, rasa ini sangat dekat; bahkan dekat sekali
"Ia ada di dalam diriku".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun