Laksana musik yang bermain kemudian berhenti.
Sosok rindu ini runtuh berserak-serakan di atas pelosok batin,
Berderak-derakan di antara helaian kenangan yang tertinggal,
Terasa seperti tikaman maut.
Apabila aku merenung lalu bersumpah;
"Aku tak mau mengingat-ingat dikau lagi",
Maka, Â dalam relung kalbuku ada sesuatu,
Laksana sengat api membara,
Terkurung dalam tulangku-tersengal pada gulungan nafasku.
Aku terengah-engah menahannya;
Tetapi aku tak bisa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!