Setelah dibuat kecewa dengan sekuel film kedua dari Venom yang rilis tahun 2021 lalu, meskipun banyak yang tidak mengharapkan agar film ini tidak dilanjutkan, namun Sony tetap membuat sekuel ketiga dari film Venom dan sekaligus menjadi film terakhir yang sudah rilis bulan Oktober 2024 lalu. Film ketiga Venom ini berjudul Venom: The Last Dance dan disutradari oleh Andy Serkis. Meski juga banyak yang berharap agar film ketiganya bisa lebih baik dari yang kedua, namun ternyata malah jauh lebih parah dari film kedua yang berjudul Venom: Let There Be Carnage. Berdurasi 1 jam 50 menit, Venom: The Last Dance menyajikan banyak dialog yang membosankan dan sangat minim adegan pertarungan.
Minim adegan aksi, terlalu banyak dialog, dan alur cerita yang tidak jelas
Saya tidak akan menulis sinopsis dari film ini, karena memang tidak begitu spesial. Kenapa? Karena dari awal hingga menjelang akhir Venom: The Last Dance hanya berisi dialog panjang yang membosankan dan minim sekali adegan pertarungan. Bahkan di sepanjang ilm berjalan, tidak ada aksi pertarungan brutal dari Venom. Hanya di bagian awal saja, namun itupun sangat tanggung sekali. Venom di film terakhirnya ini malah seperti dibuat 'ketakutan' dan tidak bernafsu untuk berperang. Di adegan pertarungan final pun yang bertarung adalah para symbiote yang menurut saya kurang terkenal dan asal-asalan saja. Padahal Venom di versi komik terkenal sangat sadis dan kejam. Saya rasa, judul 'The Last Dance' sangat tidak pas untuk trilogi ini bahkan sebagai penutup. Judul 'The Last Dance' akan benar-benar pas jika Venom melakukan banyak aksi yang brutal dan sadis. Bukan malah menghindar dari pertarungan, menari-nari tidak jelas, atau malah bernyanyi. Memang ada adegan menari dan bernyanyi di film ini, dan saya rasa adegan tersebut sangatlah tidak penting dan seharusnya tidak perlu ada.Â
Alur dan ending ceritanya pun tidak begitu jelas dan terkesan terburu-buru. Bahkan tidak ada penjelasan mengenai bagaimana Patrick Mulligan a.k.a Toxin yang di film kedua tewas namun di film ketiganya bisa hidup dan bahkan selamat. Tidak ada pula penjelasan tenang symbiote-symbiote yang ada dalam laboratorium. Karakter symbiote Toxin di film ini pun terasa begitu disia-siakan dan tidak menunjukkan kekuatannya, malah dikorbankan dan menjadi makanan Xenophage. Sungguh berantakan sekali dan membosankan sekali. Berharap endingnya lebih baik tapi malah semakin dibuat kecewa. Bagian terbaik dari film ini hanyalah akting memukau dari Tom Hardy dan kemunculan Knull, dewa Klyntar a.k.a dewa para Symbiote yang diperankan oleh Andy Serkis.
Kemunculan Knull, Sang Dewa Para Symbiote
Ketika trailer Venom: The Last Dance rilis, banyak penonton dihebohkan dengan munculnya karakter yang sudah sedari dulu ditunggu-tunggu kemunculannya. Karakter tersebut adalah Knull, dewa para symbiote yang menciptakan Venom dan beberapa symbiote lainnya. Dan ketika film tersebut rilis, ternyata Knull hanya memiliki porsi yang sedikit dan hanya muncul sebagai layaknya cameo. Padahal jika Knull muncul di akhir film dan bertarung dengan Venom, pasti akan lebih seru dan epik. Knull diperankan oleh Andy Serkis, sang sutradara film itu sendiri. Sayangnya, nasib Knull di akhir film tidak begitu jelas. Semoga saja Knull bisa muncul kembali, namun di proyek film MCU.
Diawali dengan lumayan bagus, dipertengahi dengan penuh kekecewaan, dan diakhiri juga dengan kekecewaan. Sony benar-benar menghancurkan karakter Venom dan juga karaker Marvel lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI