Tim Thomas dan Uber Indonesia gagal mengawinkan gelar juara dan sama-sama menjadi runner-up Thomas & Uber Cup 2024 setelah dikalahkan oleh tuan rumah China. Tim Uber Indonesia kalah 3-0 langsung, sementara Tim Thomas Indonesia takluk dengan skor 3-1.
Meski Tim Uber Indonesia menjadi runner-up, namun perjuangan mereka benar-benar luar biasa dan layak diapresiasi karena telah melebihi ekspektasi dan target yang sebenarnya.
Sementara  itu bagi Tim Thomas Indonesia, ini adalah kekalahan yang menyakitkan karena 2 kali beruntun mereka kalah di final, setelah di edisi 2022 lalu mereka kalah 3-0 dari tim India yang pertama kalinya menjadi juara Thomas Cup. Namun di edisi 2020 yang digelar di tahun 2021, tim Thomas Indonesia berhasil menjadi juara.Â
Meski sama-sama runner-up, tapi perjuangan dan semangat tim Uber & Thomas Indonesia sudah sangat luar biasa. Apalagi di era Ricky Subagja yang menjadi Kabidbinpres yang baru.
Meski kalah langsung 3-0, namun tim Uber Indonesia sudah memberikan yang terbaik
Kembali ke final Uber Cup setelah 14 tahun memang pencapaian yang sangat luar biasa bagi tim Uber Indonesia. Terlebih lagi, mereka melampaui target yang semula hanya cukup lolos ke semifinal. Meski kalah oleh tuan rumah China dengan langsung 3-0, namun Tim Uber sudahberjuang dan memberikan perlawanan yang cukup sengit.
Di pertandingan pertama, Gregoria menghadapi Chen Yu Fei. Jorji kalah 2 game langsung dengan skor 6-21 dan 17-21. Di game kedua, Indonesia memasang ganda putri gado-gado yang memang dulunya pernah dipasangkan, Siti Fadia & Ribka Sugiarto untuk menghadapi ganda putri China rank 1 dunia, Chen Qing Chen - Jia Yi Fan. Sudah bisa ditebak hasilnya akan seperti apa. Benar sekali, Fadia-Ribka juga kalah 2 game langsung.
Sementara di pertandingan ketiga, Ester Nurumi Tri Wardoyo berhadapan dengan He Bingjiao. Pertandingan ketiga ini berjalan sengit sekali, karena Ester sempat memberikan harapan dengan memenangkan set pertama. Namun, He Bingjiao inimemang hobby mengalahkan lawannya melalui rubber set. Dan kebetulan Ester dan He Bingjiao baru pertama kali pertemu. Dan benar saja, He Bingjiao mengamuk di set 2 dan 3 sekaligus mengunci kemenangan serta gelar juara Uber Cup untuk tim Uber China. Meski kalah, namun daya juang serta penampilan Ester di turnamen ini sangat layak mendapat banyak acungan jempol.
Ester benar-benar menjadi tulang punggung skuad Uber Indonesia di tahun 2024, selain Gregoria dan Komang. Usianya memang masih 19 tahun, namun mental dan daya juangnya benar-benar luar biasa. Dan meski meraih gelar runner-up, namun sekali lagi tim Uber Indonesia sudah memberikan perjuangan dan penampilan terbaik mereka yang jauh melampaui target dan ekspektasi. Dan setelah turnamen ini, saya berharap Ester dan Komang diberikan jam terbang yang lebih banyak dengan diikutkan di berbagai turnamen-turnamen besar.