Siapa yang mpernah menonton Piala Asia 2007? Jika semanya pernah, masih ingatkah momen-momen di Piala Asia 2007 tersebut? Pastinya tidak ada yang terlupakan dalam turnamen yang saat itu digelar di 4 Negara Asia Tenggara: Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. D
an yang paling tidak terduga di Piala Asia 2007 tersebut adalah, Irak yang berasil menjadi juara untuk pertama kalinya! Dan tim yang mereka kalahkan di final kala itu adalah sang juara Piala Asia sebanyak 3 kali, Arab Saudi.Â
Kebetulan juga, laga final tersebut diselenggarakan di Indonesia, tepatnya di stadion Gelora Bung Karno. Kala itu, Irak menang 1-0 melalui gol legenda hidup mereka, Younis Mahmoud.Â
Tentunya momen tersebut menjadi momen bersejarah bagi Irak dan tidak akan pernah terlupakan hingga sekarang. 17 tahun berlalu, keduanya kembali berlaga di Piala Asia 2023 namun berada di grup berbeda.Â
Sama-sama menjadi juara grup dan belum berpanh kalah, Irak dan Arab Saudi lolos ke 16 besar dengan 2 lawan yang kekuatannya berbeda. Irak melawan Yordania, sedangkan Arab Saudi berjumpa tim favorit juara lainnya, Korea Selatan.Â
Jika dilihat-lihat, pasti banyak yang berpikiran Irak akan lolos dengan mudah sedangkan Arab Saudi pastinya harus berjuang mati-matian untuk mengalahkan Korsel.Â
Apalagi, Arab Saudi dilatih oleh pelatih legendaris era 2000-an spesialis juara, Roberto Mancini. Jadi, pasti akan mengira Korsel akan kalah secara mengejutkan dan Irak akan lolos dengan mudah.Â
Tapi, siapa sangka kedua hal tersebut berbanding terbalik dan mmembuat semuanya terkejut: Irak dan Arab Saudi tersingkir dari 16 besar! Dan cara kedua tim tersebut tersingkir sangat amatlah tragis dan menyesakkan.
Irak kalah di menit-menit terakhir babak kedua, Arab Saudi disingkirkan lewat adu penalti
Diluar dugaan, Irak dan Arab Saudi yang merupakan unggulan dan favorit juara Piala Asa 2023 ini sama-sama harus tersingkir dengan cara yang sangat amat tragis. Irak yang di babak 16 besar melawan Yordania, dan sebenarnya diatas kertas Irak memang lebih bagus dari Yordania. namun, di babak pertama Irak terlebih dahulu kebobolan.Â
Di babak kedua, Irak mencoba untuk bangkit dan membalikkan keadaan. Di menit 68, The Lion of Mesopotamia berhasil menyamakan kedudukan melalui gol Saad Natiq Naji. 8 menit berselang, Irak berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 lewat top skor sementara Piala Asia 2023, Aymen Hussein. Namun, petaka pertama justru hadir saat Aymen berselebrasi.Â
Gara-gara selebrasi 'makan rumput' lah, Aymen setelah itu mendapatkan kartu kuning kedua dan sekaligus kartu merah. Sungguh mubazir sekali ketika mencetak gol lalu harus diusir dari lapangan karena selebrasi yang sebetulnya dilarang. Karena inilah, Yordania berusaha menggempur Irak dengan memanfaatkan jumlah pemain.Â
Dan benar adanya, petaka kedua hadir di menit 90+5. Kemenangan Irak yang sudah didepan mata buyar saat Yazan Abu Al-Arab berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2.Â
Seolah tidak bisa lepas dari petaka, akhirnya Yordania berhasil membalikkan keadaan lagi menjadi 3-2 di menit 90+7! Dan gol dramatis tersebut dicetak oleh Nizar Al Rashdan.Â
Sungguh pertandingan yang gila dan dramatis sekali. Hal serupa juga dialami oleh Arab Saudi. Unggul di menit 46, kemenangan yang sudah didepan mata juga harus buyar saat Korsel berhasil menyamakan kedudukan dimenit 90+9.Â
Bedanya kali ini adalah, Arab Saudi disingkirkan dan dikalahkan melalui adu penalti. Walaupun kalah dengan cara yang berbeda, tapi tetap rasanya sangat menyakitkan.Â
Karena kemenangan kedua tim yang sudah didepan mata, harus 'dirampas' dan 'dihancurkan' begitu saja. Tidak bisa membayangkan apa yang ada dalam benak para pemain Irak dan Arab Saudi setelah pertandingan ini. Mungkin mereka akan tetap dibayangi dengan kekalahan menyakitkan ini, atau justru harus berusaha melupakannya.Â
Tapi menurut saya, mereka akan sangat sulit melupakan kekalahan yang menyakitkan tersebut. Dan saya rasa pertandingan Irak vs Yordania & Korsel vs Arab Saudi di Piala Asia 2023 ini juga akan selalu dikenang dan diingat sebagai pertandingan yang luar biasa dan dramatis sepanjang masa.Â
Debut yang sangat menyakitkan bagi Roberto Mancini
Jesus Casas. Dan Jesus Casas itu sendiri juga pernah menjadi asisten pelatih timnas Spanyol saat Piala Dunia 2018 & Piala Dunia 2022.Â
Irak memang memiliki pelatih asal Spanyol,Meskipun di Irak sudah menjadi pelatih utama, namun hasil kekalahan ini seharusnya bisa dimaklumi walaupun sangat menyakitkan. Berbeda dengan Arab Saudi, yang di pertengahan tahun 2023 menunjuk Roberto Mancini sebagai pelatih utama menggantikan Herve Renard.Â
Pasti banyak yang beranggapan bahwa Arab Saudi akan menjadi lebih mengerikan karena dilatih oleh pelatih spesialis juara dan juga pelatih legendaris di era 2000-an tersebut. Dan dari beberapa hasil ujicoba saat Roberto Mancini mulai melatih, Arab Saudi menunjukkan hasil yang cukup baik.Â
Di Piala Asia 2023 saat fase grup pun, Arab Saudi tampil meyakinkan dengan menjadi juara grup F dengan 2 kali menang sekali imbang dan tanpa kekalahan. Namun, ujian yang sesungguhnya terjadi ketika Arab Saudi lolos ke babak 16 besar dan lawan mereka adalah Korea Selatan.
 Korsel memang menjadi salah satu tim favorit juara, dan yang melatih juga adalah pelatih legendaris era 2000-an, Jurgen Klinsmann.  Seperti yang diketahui, Mancini dan Klinsmann sama-sama seumuran dan merupakan alumni pemain Piala Dunia 1990. Roberto mancini memang mengubah Arab Saudi menjadi tim Italia versi Asia, dengan menggunakan strategi pertahanan gerendel dan juga pola permainan ala Italia.Â
Namun sayangnya, di pertandingan melawan Korsel strategi tersebut tidak mempan dan berhasil dirobohkan oleh para pemain Korsel yang menggempur habis-habisan sepanjang pertandingan.Â
Korsel juga sudah seperti timnas Jerman cabang Asia, karenam memang Klinsmann berasal dari Jerman. Ketika tertinggal, mereka seperti terlambat panas dan kemudian mencetak gol saat situasi sudah diujung tanduk. Itulah yang terjadi tadi malam.Â
Debut yang menggembirakan untuk Klinsmann, namun debut yang sangat menyakitkan bagi Roberto Mancini. Tapi, saya mengharapkan agar Roberto Mancini tetap dipertahankan sebagai pelatih Arab Saudi.Â
Karena meskipun gagal membuka puasa gelar Arab Saudi di Piala Asia setelah terakhir juara di tahun 1996, namun secara permainan Arab Saudi benar-benar mengesankan dan berbeda saat di Piala Dunia 2022 lalu yang masih dilatih oleh Herve Renard. Meskipun Arab Saudi gaya permianannya menjadi seperti timnas Italia, tapi suatu saat nanti Mancini akan berhasil memberikan gelar untuk Arab Saudi.Â
Sungguh disayangkan dan sungguh menyakitkan, 2 finalis Piala Asia 2007 harus tersingkir dengan cara yang menyakitkan. Tapi, itulah sepakbola. Segala sesuatu memang tidak bisa diprediksi dan yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H