6 Negara yang Berpotensi Menjadi Kuda Hitam di Euro 2024

Namun setelah itu, mereka akhirnya bangkit dan di kualifikasi Euro 2024 mereka berhasil lolos ke Euro 2024 dengan menempati posisi kedua di bawah Hungaria. 

Dan Di Euro 2024 nanti, mereka berada di Grup C bersama Slovenia, Inggris, dan Denmark. Sepertinya memang terlihat begitu terjal dan berat bagi Serbia, karena berada satu grup dengan Inggris dan Denmark yang merupakan tim terkuat dan unggulan. 

Namun bukan hal yang mustahil jika di Euro 2024 nanti skuad asuhan Dragan Stojkovic akan memberikan kejutan dan perlawanan sengit kepada kedua negara tersebut dan juga pasti bisa menang lawan Slovenia. Bahkan bisa jadi Serbia akan menjadi runner up grup dan lolos ke babak berikutnya.

Dragan Stojkovic, pelatih timnas Serbia. Sumber: getty images (Jurgen Fromme)

4. Belgia 

Skuad timnas Belgia. Sumber: getty images (Isosport)

Tim ini sedang dalam performa bagus dan juga sedang memiliki generasi emas sejak Piala Dunia 2014 lalu. Di Euro sendiri, Belgia sudah 6 kali berpartisipasi dan prestasi terbaik mereka adalah runner-up di edisi tahun 1980. Sementara prestasi terbaik lainnya dari Lukaku dkk adalah menempati peringkat ketiga Piala Dunia 2018 Rusia. 

Memang di Piala Dunia 2022 mereka sedikit menurun dan gagal lolos dari fase grup. Namun, di Euro 2024 nanti skuad asuhan Domenico Tedesco siap kembali menjadi tim kuda hitam dan siap bangkit. 

Di Euro 2024 Lukaku dkk berada di Grup E bersama Rumania, Slovakia, dan pemenang play-off lainnya. Sungguh merupakan grup yang sangat terbilang mudah bagi Belgia untuk lolos ke babak 16 besar dan berpeluang melaju jauh ke babak final. 

Domenico Tedesco, pelatih timnas Belgia. Sumber: getty images (Stuart Franklin)

5. Denmark

Skuad timnas Denmark. Sumber: getty images (Robbie Jay Barratt)

Sudah bukan rahasia lagi jika timnas Denmark selalu menghadirkan kejutan di setiap kompetisi antar negara. Di ajang Euro atau Piala Eropa, tim Dinamit pernah menjadi juara di tahun 1992 dan mengalahkan Jerman. Dan kebetulan saat itu Peter Schmeichel yang menjadi bintang pada saat itu.