Mohon tunggu...
Mario WIra Surbakti
Mario WIra Surbakti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

hobi berenang, main badminton, main game

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sehat dengan Masker?

24 Februari 2023   09:25 Diperbarui: 24 Februari 2023   09:45 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sehat dengan Masker??

Mario Wira Surbakti

 

Hari-hari ini kasus positif covid-19 sudah mulai mereda dan kasus positif berkurang setiap harinya. Kasus posistif di Indonesia per tanggal 22 Februari adalah 212 kasus. Walaupun demikian protokol tetap dilaksanakan oleh setiap orang karena kesadaran yang sudah mulai muncul untuk menjaga diri dari penyakit-penyakit seperti batuk, pilek dan lainlain. Pemerintah saat ini memang sudah melonggarkan protokol, akan tetapi beberapa bidang ada yang masih menggunakan protokol demi kenyamanan dan keselamatan bersama.

Masker, benda yang dipakai masyarakat di sekitar wajah, dan  marak sekitaran 4 bulan ini,  bahkan  semua orang  yang ada diluar rumah pasti menggunakan masker; mau saat bekerja , liburan dan lain --lain. Sebuah benda yang sekarang ini berharga dan sebagai benda yang dapat melindungi raga dari gempuran pandemi covid -19 yang melanda dunia sekarang ini.

Masker yang sering kita pakai saat diluar rumah atau saat bertemu orang  dapat melindungi kita agar virus covid-19  tidak mudah masuk ke organ tubuh yang  dapat masuk lewat mulut. Juga ditambah  standar -- standar yang sudah ditetapkan  oleh  pemerintah dan dinas kesehatan, seperti mencuci tangan dengan sabun atau hand  sanitizer, menerapkan social distancing,  tidak menyentuh wajah,menerapkan etika batuk dan bersin, dan lain -- lain.

Tapi apa jadinya  kalau  masker  yang menjadi  " malaikat "  sekarang  ini , digunakan untuk  berolahraga. Apakah hal ini  menjadi pertimbangan kesehatan bagi masyarakat atau  masyarakat harus tetap ikut protokol , meskipun saat olahraga ?

Terkait hal ini dilansir dari Alodokter Kemenkes RI, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan masker saat olahraga. Alih-alih menyehatkan, penggunaan masker saat olahraga bisa membuat tubuh kesulitan memperoleh oksigen. Padahal ketika berolahraga, tubuh memerlukan lebih banyak oksigen dari biasanya. Karena terhalangnya aliran udara ke hidung, menggunakan masker saat olahraga bisa membuatmu sulit bernapas, terlebih jika kamu memiliki gangguan pernapasan, seperti asma atau bronkitis. Hal ini bisa membuat kadar oksigen dalam darah menurun.

Turunnya kadar oksigen ini akan membuat detak jantung meningkat dan otot lebih banyak menumpuk asam laktat. Akhirnya, kamu akan lebih cepat kelelahan walaupun olahraga yang kamu lakukan tergolong ringan. Beberapa orang terkadang tidak mengerti sinyal kelelahan saat sedang berolahraga. Jika terus dipaksakan, kondisi ini bisa memicu penurunan tekanan darah, sehingga asupan darah ke otak berkurang dan dapat menyebabkan pingsan.

 Berpijak dari sebuah pengalaman selama liburan akhir semester ini, ada kebiasaan yang  kalau saya lihat agak aneh tapi menarik .Berolahraga menggunakan masker. Kalau saya lihat juga di televisi, banyak orang yang berolahraga dengan memakai masker di sekitaran Jakarta, dari pandangan saya sendiri kurang nyaman dan rasanya tidak leluasa. Mungkin bagi mereka yang  memakai masker rasanya nyaman atau biar tidak dihukum polisi, atau ikut protokol yang ada.  

Peristiwa yang saya alami yang kalau dilihat agak sama dengan tema diatas. Jadi, suatu hari saya diperintahkan oleh tante saya untuk membeli telur di warung dan tak lupa saya menggunakan masker karena kalau tidak memakai nanti takutnya dimarahi tante saya. Saya mencoba untuk berlari menuju warung  dan  membeli telur dan pulang ke rumah juga berlari. Kalau saya  pikir-pikir  tidak nyaman juga, karena kurang leluasa dalam bernafas.

Dari yang saya alami ini  adalah hal teraneh yang saya lakukan. Menurut saya ini  hal yang menggangu. Meskipun hanya lari ke warung tetapi kata " lari ", menurut saya dekat dengan aktivitas yang berhubungan dengan olahraga dan aktivitas " lari " , di setiap olahraga yang memerlukan gerak, menurut saya ada. Orang berlari biasanya biar sehat atau sekedar hobi semata. Dan kalau sedang berlari  pun, banyak udara yang  kita perlukan supaya tetap bisa berlari. Tetapi kalau dilihat dari kacamata pengalaman yang ada di paragraf sebelumnya. 

Berolahraga menggunakan masker, menurut saya tidak nyaman dan rasanya dipersulit karena hidung harus ditutup. Ya, memang tidak harus menutup hidung  atau paling tidak, dengan menutup mulut. Tetapi, menutup hidung atau mulut memang tidak dapat leluasa dalam bernafas, karena saya sendiri kalau berolahraga,biasanya bernafas melalui hidung  atau tidak mulut saat  lelah  atau saat " ngos-ngosan ". Selain itu, kalau menggunakan masker, hidung dan mulut ditutup dan saat bernafas  pun udara yang berada diluar masker pun akan sulit terhirup.

Kalau dipikirkan juga, saat berolahraga, kita menghirupkan banyak udara atau oksigen, sedangkan saat  mengeluarkan karbondioksida. Kalau dihubungkan dengan persoalan berolahraga dengan masker, mungkin bila saat berolahraga menggunakan masker anda menghirup oksigen dan melepaskan karbon, tetapi saat anda ingin menghirup  kembali, maka mungkin yang anda hirup lagi  itu karbon . Karena yang saya rasakan ketika berlari dan saat berlari  saya menghirup sesuatu yang panas, karena saya rasakan dengan tangan yang saya hirup itu rasanya dingin tetapi yang  saya keluarkan itu berasa panas. Maka dari itu, mengapa saya bisa sebut kalau yang saya hirup saat menggunakan masker saat sedang berlari itu karbondioksida.

Tapi, bila tidak sedang berolahraga atau melakukan aktivitas yang memerlukan banyak pernapasan, maka menurut saya tidak apa --apa. Akan tetapi dampak yang  saya rasakan setelah melakukan hal itu, batuk meskipun hanya sekali , kemudian  rasanya tidak ada udara yang bersifat segar saat saya sendiri menggunakan masker. Apalagi yang saya pakai saat itu adalah masker kain maka udara bersih yang masuk ke masker banyak yang berkurang  saya kira. Sebenarnya juga saya termasuk orang yang tidak suka menggunakan masker sebelum adanya pandemi ini, tetapi sesudah ada pandemi ini , ya  mau tidak mau   saya tetap menjaga kesehatan.

Menggunakan masker dalam berolahraga juga memberikan dampak positif, yaitu mengurangi penyebaran penyakit atau virus saat berolahraga terkhususnya di luar ruangan. Perlunya kesadaran dalam hal ini, karena menjaga kesehatan diri dan sesama merupakan yang utama. Tidak hanya menggunakan masker saja, namun prokes yang lain juga harus dipatuhi seperti; mencuci tangan sebelum atau setelah berolahraga, dan yang terpenting menjaga jarak saat berolahraga. Jikalau mungkin tidak perlu melakukan kontak fisik dalam berolahraga.

Oleh karena itu marilah kita merawat dan mencintai diri kita dan keluarga kita  dengan berjaga-jaga karena penyakit tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang saja. Mematuhi protokol kesehatan juga merupakan bukti mencintai bumi, mengapa? Karena dengan mematuhi prokes seperti mengurangi mobilitas dan stay at home kita mengurangi adanya polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor. Selamatkan bumi dan selamatkan jiwa manusia.

           

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun