Mohon tunggu...
Marine Kenzi Martasuganda
Marine Kenzi Martasuganda Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Me Is Marine

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pawai Cap Go Meh, Ibarat Pawai Toleransi Kebudayaan dan Beragama

11 Februari 2012   15:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:46 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

iring iringan dalam Pawai Cap Go Me Bandung, 11 februari 2012. Berawal dari informasi teman bahwa akan ada pertunjukan kebudayaan di jalan Cibadak. sayapun berniat mendatanginya untuk menonton pertunjukan tersebut karena rasa penasaran saya yang cukup tinggi terhadap suatu kebudayaan di Indonesia. Pertunjukan itu adalah pawai cap gomeh. Walau saya mempunyai garis keturunan tionghoa namun saya tidak begitu memahami tradisi ini, jika kita menelusuri Wikipedia Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam). Ini berarti, masa perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama lima belas hari.” Suasana disana begitu meriah, Iring-iringan barongsai serta kebudayaan tionghoa lainnya berbaris dan memulai perjalanan sambil memainkan alat musik. Banyak orang dari berbagai usia datang untuk menyaksikan, dari balita hingga usia renta menambahkan kemeriahan acara tersebut. Namun disana ada satu keunikan, keunikan tersebut adalah adanya iring-iringan kebudayaan sunda dalam pawai cap gomeh. Kesenian sunda tersebut diantaranya kesenian buncis dan sisingaan. Juga prajurit Tentara Nasional Indonesia yang ada dalam pawai cap go meh. Dari kemeriahan acara tersebut, moment pawai cap go meh menunjukkan bahwa sebagian besar bangsa Indonesia telah menunjukkan toleransinya untuk menerima kebudayaan dan agama umat lain yang berbeda dengan yang dianutnya. Kenapa saya sebut sebagian besar, karena memang tak bisa ditutup-tutupi bahwa masih ada yang tidak demikian. Terimakasih Bandung, terimakasih Indonesia. saya semakin nyaman tinggal di Negara ini karena bangsa ini semakin bertoleransi. Salam damai untuk Indonesia. *** Pawai Cap Gomeh dalam beberapa Jepretan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun