Mohon tunggu...
Marina Novianti
Marina Novianti Mohon Tunggu... lainnya -

ciptaanNya yang bersyukur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gumam Perempuan

17 April 2014   15:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:34 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

debu debu beterbangan sarat peluh dan anyir darah
helai rambutku turut berkelayut. mengusap mata yang basah.
napas yang payah. bibir yang pecah.
asin. pahit. getir. aroma kematian

bukan. belum kematian. ini aroma derita
deritamu. bukan karenamu! karenaku.
aku. nama baptisku pendosa
aku. rumah huni tujuh setan
aku. kaucinta dan selamatkan

debu debu menelan bayang palang berdarah
sosok sosok tertawa. meratap. tegak. berlutut. semua sama
menjelma titik titik kelam bergerak tanpa makna
hanya kau dan ruhku saja. kau memelukku di udara
dengan cinta. dengan cinta. dengan cinta.

MN, April 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun