debu debu beterbangan sarat peluh dan anyir darah
helai rambutku turut berkelayut. mengusap mata yang basah.
napas yang payah. bibir yang pecah.
asin. pahit. getir. aroma kematian
bukan. belum kematian. ini aroma derita
deritamu. bukan karenamu! karenaku.
aku. nama baptisku pendosa
aku. rumah huni tujuh setan
aku. kaucinta dan selamatkan
debu debu menelan bayang palang berdarah
sosok sosok tertawa. meratap. tegak. berlutut. semua sama
menjelma titik titik kelam bergerak tanpa makna
hanya kau dan ruhku saja. kau memelukku di udara
dengan cinta. dengan cinta. dengan cinta.
MN, April 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H