Ekonomi (2009)
US$ 263.889
US$ 10.798
Militer
306.600
124.300
Sumber: UN Data
1)Size (ukuran)
Dari segi ukuran, luas negara Thailand adalah 513.120 km, sedangkan luas negara Kamboja adalah 181.035 km.
2)Populasi
Pada tahun 2009, populasi Thailand adalah 67.764.000 jiwa, sedangkan populasi Kamboja adalah 14.805.000 jiwa.
3)Ekonomi
Pada tahun 2009 PDB (Product Domestic Bruto) Thailand pada tahun 2009 adalah US$ 263.889, sedangkan PDB Kamboja adalah US$ 10.798. Kemudian, pendapatan perkapita Thailand adalah US$ 3.894, sedangkan pendapatan perkapita Kamboja adalah US$ 729.
4)Militer
Jumlah tentara yang dimiliki Thailand adalah 306.600, sedangkan jumlah tentara yang dimiliki oleh Kamaboja adalah 124.300.
Dari data-data diatas, dapat disimpulkan kekuatan Thailand lebih besar daripada Kamboja dari segi size, populasi, ekonomi, dan militer. Karena secara angka Thailand lebih kuat dibandingkan Kamboja, maka ini mempengaruhi kebijakan luar negeri Thailand yang ingin menyelesaikan konflik perbatasan dengan Kamboja ini secara bilateral. Sedangkan Kamboja meminta bantuan dari organisasi internasional seperti PBB dan ASEAN dalam membantu menyelesaikan konflik perbatasan Candi Preah Vihear. Ini dilakukan Kamboja agar dapat meningkatkan posisi tawar dengan Thailand.
5)Peran dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
Awalnya Thailand bersikukuh ingin menyelesaikan konflik perbatasan dengan Kamboja secara bilateral, tanpa campur tangan dari pihak lain. Sedangkan Kamboja meminta bantuan kepada PBB untuk membantu menangani konflik ini. PBB pun mendesak agar kedua negara menyelesaikan konflik ini melalui ASEAN. Kemudian, Dewan Keamanan PBB memberikan amanah kepada ASEAN untuk menyelesaikan konflik tersebut secara damai. Atas desakan PBB tersebut, akhirnya Thailand sepakat untuk menyelesaikan konflik perbatasan melalui ASEAN. Kamboja pun sepakat dengan hal itu. Saat terjadi baku tembak bulan April 2011 lalu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon memerintahkan agar Thailand dan Kamboja melakukan gencatan senjata.
6)Peran dari Association of South East Asian Nations (ASEAN)
Indonesia selaku Ketua ASEAN tahun 2011 berperan dalam memediasi konflik perbatasan yang terjadi antara Thailand dan Kamboja. Mediasi merupakan upaya penyelesaian sengketa dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, tidak memiliki kewenangan dalam mengambil keputusan, dan membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai upaya penyelesaian (solusi) yang diterima oleh kedua belah pihak.[8] Lalu, dalam salah satu prinsip-prinsip dasar ASEAN dinyatakan bahwa tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota ASEAN.[9] Oleh karena itu, Indonesia hanya menjadi fasilitator yang membantu upaya diplomasi dan menyediakan tempat untuk melakukan pertemuan pihak Thailand maupun Kamboja tanpa melakukan intervensi (campur tangan) terhadap konflik ini. Indonesia membantu membawa pihak yang berkonflik yaitu Thailand dan Kamboja untuk melakukan pertemuan dan negosiasi secara langsung.
Mediasi yang dilakukan Indonesia untuk menengahi konflik antara Thailand dan Kamboja antara lain pada 22 Februari 2011 dilaksanakan Pertemuan Informal para Menteri Luar Negeri ASEAN, pada 4-6 Februari 2011 Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa melakukan shuttle diplomacy (diplomasi antar-jemput) untuk mengetahui peristiwa baku tembak yang terjadi, kemudian pada 7-8 April 2011 diadakan pertemuan Joint Border Committee (JBC) di Istana Bogor, Jakarta yang mempertemukan pihak Thailand dan Kamboja, dan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-18 di Jakarta pada 8-9 Mei 2011, Indonesia memfasilitasi pertemuan antara PM Thailand, Abhisit Vejjajiva dan PM Kamboja, Hun Sen.[10]
Pendekatan yang diambil untuk mengatasi konflik Thailand dan Kamboja yaitu dengan memetakan permasalahan yang dihadapi saat ini dan mengambil solusi secara satu kesatuan dalam bentuk program-program yang bisa diimplementasikan secara sinergis. Walaupun hasil dari upaya diplomasi antara Thailand dan Kamboja yang dimediasi oleh Indonesia belum dapat menyelesaikan konflik perbatasan sepenuhnya, tetapi ketegangan antara Thailand dan Kamboja sudah mulai mereda dan hubungan kedua negara menjadi lebih baik. Thailand dan Kamboja telah menyepakati kerangka acuan Term of Reference (TOR) yang diajukan Indonesia terkait pengiriman tim peninjau ke wilayah perbatasan kedua negara.[11]
[1]Abu Bakar Eby Hara, Pengantar Analisis Politik Luar Negeri: Dari Realisme sampai Konstruktivisme (Bandung: Nuansa, 2011), h. 35-36.
[2]Pepih Nugraha, “Penyelesaian Konflik Thailand-Kamboja,” artikel diakses pada 1 Desember 2011 dari internasional.kompas.com/.../Penyelesaian.Konflik.Thailand-Kamboj...
[3]Fajar Nugraha, “Thailand-Kamboja Kembali Baku Tembak,” artikel diakses pada 1 Desember 2011 dari http://international.okezone.com/read/2011/05/03/411/452753/thailand-kamboja-kembali-baku-tembak
[4]Ajeng Ritzki Pitakasari, “Kelima Kali, Kamboja Tarik Pasukan dari Perbatasan dengan Thailand,” artikel diakses pada 1 Desember 2011 dari www.republika.co.id