Purworejo Bukan Kota Mati ,
Purworejo adalah salah satu kota yang ada di Jawa Tengah yang katanya kurang dikenal oleh kebanyakan orang.Mungkin orang – orang sering melewatinya tapi tidak sadar atau tidak tau nama daerahnya atau tidak peduli itu di mana.Seorang Raisa saja , beberapa tahun lalu saat mengisi acara ulang tahun di sekolah saya juga terkejut ada kota yang namanya Purworejo , jadi tidak kaget kalau banyak yang tidak tau Purworejo.Tapi sangat disayangkan kalau kalian belum tau kota ini , di kota inilah pencipta lagu kebangsaan Indonesia lahir.Patung beliau berdiri gagah di kota ini dengan memegang biola yang selalu menemaninya saat menciptakan karya yang indah untuk didengar.
Purworejo , bisa dikatakan jarang sekali tersorot berita nasional, terkecuali ketika ada bencana atau seperti saat ini tentang grafik kasus Covid-19.Sebenarnya kalau diperhatikan baik – baik , Purworejo juga tidak kalah menarik dengan kota – kota lain.Berbagai tempat wisata tersedia , dari goa , pantai , taman , hutan pinus ada. Atau wisata kuliner yang sudah membludak menghiasi di setiap sudut kota.Atau malah festival dan budayanya yang memenuhi kalender di setiap bulan.
Terlebih saat ini Purworejo juga dapat dikatakan lebih maju dari tahun – tahun sebelumnya , dulu tempat – tempat untuk sekedar ngopi atau ngobrol hanya di angkringan yang buka sekitar jam 5 sore hingga subuh.Tetapi saat ini kedai kopi mulai mengelilingi setiap tempat titik kumpul para remaja.Pandai berbisnis memang masyarakatnya ,
Memang untuk pusat perbelanjaan yang sebesar di kota – kota besar tidak ada , apa sih yang paling dikenal di Purworejo ? mungkin pasar tradisional , karena ibu – ibu atau pembeli masih bisa menawar dengan wajar yang kebablasan.Toserba juga banyak berdiri di Purworejo , tetapi keramahan pasar tradisional tidak terkalahkan.Setiap melewati depan dagangan mereka pasti akan mendengar “badhe ngersakke nopo bu / mbak / pak ?” “monggo mriki mirsani riyen ,” “niki eco sanget lho bu , nembe dugi niki”.
Sampai saya hafal bagaimana nadanya.Terlebih lagi , harga kebutuhan di Purworejo masih relatif murah dibanding di kota – kota lain.Triknya gini, beli saja ketika pasar sudah mau tutup pasti dikasih murah , walupun visualnya sudah tidak indah atau sedap dipandang mata 😊 (mau murah kok minta yang bagus kan ya jarang – jarang ada).
Terkadang setelah pulang merantau ada beberapa orang yang mengeluhkan , di Purworejo ada apa sih ? bioskop tidak ada , mall tidak ada , tempat wisata itu – itu aja.Tapi menurut saya Purworejo benar – benar tempat paling indah untuk sekedar dilihat oleh mata.Purworejo memang tidak se ramai kota – kota lain yang berlalu lalang kendaraan hingga macet di setiap tikungan atau hingga lampu merah berkepanjangan.Tapi Purworejo seperti ini saja sudah seperti karya seni , bagaimana tidak ? Dimana lagi bisa menonton pertunjukan geratis di setap sudut alun – alun kota? Dari seni tari , suara , lukis , lakon ditampilkan. Dari acara keagamaan , perlombaan , pameran hampir setiap bulan diadakan di sana.
Sudah , sampai sini dulu , besok kapan – kapan saya lanjutkan.
Terima kasih telah membaca teman – teman , semoga sehat selalu 😊
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H