Pendidikan tinggi adalah tingkat pendidikan paling kompleks dalam sistem manusia. Pada lembaga pendidikan tinggi harapan yang dilimpahkan sangat banyak. Ketika pendidikan pada tingkat di bawah, tujuan utamanya adalah melakukan pengajaran pada murid. Pendidikan tinggi sendiri memiliki beban yang lebih banyak.Â
Mereka diharapkan tidak berfungsi hanya sebagai lembaga pengajaran tetapi juga agen pembangunan serta pengembang ilmu pengetahuan. Sudah bukan rahasia lagi pada institusi pendidikan tinggi (PT) elit di negara maju, fungsi pendidikan hanya menjadi bagian kecil peran institusi.Â
Pada lembaga elit, bagian pendanaan untuk riset normalnya bagian terbesar dari total pengeluaran. Hanya lembaga pendidikan tinggi gurem yang masih mengutamakan fungsinya pada pengajaran.
Universitas sendiri memiliki suatu 'field' dimana mereka saling berkompetisi pada grup tertentu. Meskipun universitas tidak mengejar keuntungan, namun persaingan antar mereka tidaklah kalah dengan persaingan antara perusahaan.Â
Tujuan PT pada 'field' elit tentu saja bukan mencari pelanggan/mahasiswa sebanyak mungkin dan bisa menjual biaya kuliah semahal mungkin. Terkadang biaya yang mahal diberikan universitas elit bukan ditujukan untuk uangnya namun lebih ke arah penyaringan bagi mahasiswa yang memiliki ambisi dan berani membayar mahal untuk ambisi itu.Â
Tujuan mereka yang utama adalah kejayaan akademis atau kehormatan. Kejayaan yang didapat dari tentu saja keanggotaan pada ranking dunia.Â
Meskipun banyak penelitian telah memberikan pendapat bahwa para lembaga pemeringkatan tidak dapat diandalkan dan terkenal memiliki pengaruh buruk sebagai sumber untuk mengakui kualitas suatu universitas, namun mereka telah terlanjur memiliki pengaruh besar serta diakui.
Menjadi anggota liga PT elit maka wajib menjadi universitas riset. PT elit harus lebih bekerja keras untuk meningkatkan reputasinya dalam dunia riset, dan agak mengenyampingkan mengajar mahasiswa.Â
Banyak kritik pada artikel ilmiah dilakukan oleh scholar di bidang pendidikan karena universitas paling top membuat kelas yang terlalu besar, meringankan beban mahasiswa, pengajaran yang monoton, dan menganak tirikan dosen yang mengutamakan mengajar daripada meneliti.Â
Bok, mantan president Harvard selama 20 tahun, mengakui bahwa universitas riset sangat jarang mengutamakan sistem pengajaran sebaik mungkin atau membuat sistem yang berkelanjutan bagi peningkatan kualitas program pengajarannya.
Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa walau universitas bersaing satu sama lain namun penghargaan untuk penelitian bagi peningkatan gengsi universitas lebih tinggi daripada penghargaan terhadap kualitas pengajaran. Peneliti sukses disebutkan bisa mendapatkan reputasi dunia, menerima pengakuan yang berlimpah, penghargaan dan hadiah dan kesempatan menjadi konsultan perusahaan. Sebaliknya, pengajar yang sukses menurut Bok seringkali tidak dikenal di luar kampusnya sendiri. Imbalannya terbatas pada kepuasan dari pekerjaan yang dilakukan dengan baik dan rasa terima kasih dan persetujuan muridnya --- semua kesenangan yang layak dimiliki tetapi jarang sebanding dengan ketenaran dan lainnya yang lebih nyata diberikan kepada dosen peneliti yang berhasil. Â