Mohon tunggu...
Marifatul Imam Syabani
Marifatul Imam Syabani Mohon Tunggu... Mahasiswa - penulis abal-abal

Mari belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Kata yang Bersajak

30 April 2022   14:36 Diperbarui: 30 April 2022   14:40 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wallpaperbetter.com

Ayah..........

Dia telah merampas hak-hak ku

Aku ingin minum dengan tenang sambil menari-nari

Eh dia datang membawa ancaman

" wahai kaum gelandangan! Patuhlah kalian kepada aparat Negara! Kalau tidak aku dorrrr kalian nanti "

Aku yang tidak tau apa-apa harus mengatakan apa?

Oh gusti! Aku disuruh patuh sementara tempat tinggalku lagi kacau

Pagi hari aku ke dapur

Mendengar dari kasur tempat tidur yang dibuat dari alas sajadah suaranya ibuku sedang memasak

Dalam hati aku berkata

Wih bakalan enak nih masakan pagi ini!

Sesampainya di dapur, sialan!

Aku kira ibuku sedang masak ternyata tikus sedang menari-nari bersama kekasihnya masing-masing

Lalu aku bertanya

Mengapa demikian?

Ternyata dapurku dibunuh dengan persetanan kata direbus

Lalu aku bertanya lagi

Kenapa harus direbus? Bukannya minyak ada? Kenapa tidak digoreng saja?

Ibuku menasihatiku dengan lembut

" naq Negara lagi krisis minyak goreng, semuanya mahal, kita kaum jelata hanya bisa pasrah dengan keadaan, berdoa saja semoga semuanya baik-bak saja "

Baiklah!

Kampungku, 30 April 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun