(Silakan klik judul-judul ini jika Anda ingin membacanya: Lionel Messi dan Hadiah Bir untuk Para Kiper; Chelsea, Manchester City, dan Pengalaman 'Terpeleset'; Dewa Sepakbola, Sergio Aguero, dan 'Orgasme' Martin Tyler; Thomas Muller dan (Nikmatnya) Sixtuple; Messi, Pedri, dan Gairah yang Telah Kembali)
Lagi-lagi, Mahfud sungguh menginspirasi.
Antara 2020-2022, saya memang menaruh fokus pada football writing dengan Mahfud style yang cukup kuat. Namun saya akui bahwa saya masih perlu banyak belajar. Banyak sekali malah. Dan yang lebih penting, barangkali Mahfud lebih suka jika ia menjadi inspirasi ketimbang menjadi model tiruan. Mahfud (barangkali) berpikir sebaiknya saya menulis dengan gaya sendiri.
Keputusan untuk melanjutkan studi juga membuat fokus saya beralih (karena saya juga tidak mau mengulangi keterlambatan seperti dulu). Saya sudah jarang duduk bersama Mahfud di BelakangGawang.
Barangkali, lapangan tempat kami bercerita sudah tak terurus seiring sepakbola nasional yang tengah kocar-kacir, pun mentalitas suporter yang menyedihkan. Maaf sebelumnya, saya setuju dengan Mahfud, salah satu periode terbaik sepakbola Indonesia adalah ketika liga Indonesia dikelola perusahan rokok!
Saya begitu antusias ketika mengetahui bahwa Mahfud Ikhwan akan hadir dalam Flores Writers Festifal (FWF) 2023 di Maumere. Rugi besar apabila tidak mendengarnya berbagi pengalaman saat menggarap novel-novelnya atau pandangan-pandangannya tentang kepenulisan.
Sejak hari pertama, saya segera 'memburu'nya di Ledalero. Motivasinya, meminta tanda tangannya pada halaman awal buku Sepakbola Tak Akan Pulang. Sayang sekali, sesinya keburu habis sebelum saya keluar kelas. Mahfud 'kabur' lagi. "Dengarkan saya berbicara dahulu, tanda tangan kemudian!"
Hari kedua FWF 2023, saya menuju kampus Universitas Nusa Nipa. Kali ini motivasi lebih mulia, mengikuti bincang tematik yang salah satu pembicaranya adalah Mahfud Ikhwan. Di dalam ruangan itu, jarak antara saya dan Mahfud cukup dekat, seperti seorang ballboy dan kiper di belakang gawang.
Ketika saya menanyakan tips menulis esai football writing senikmat tulisannya di BelakangGawang dan Sepakbola Tak Akan Pulang, Mahfud memberi tanggapan, salah satunya 'mulailah menulis dengan yang ada di sekitar kita'.
Pertanyaan saya memang tidak sesuai dengan tema diskusi yang membahas tentang migran dan perantau, tetapi kesediaannya memberi tanggapan menunjukkan kerendahan hatinya. Hal itu membuat saya senang, terlebih ketika ia tertawa dan mengacungkan jempol ketika tahu saya juga 'anggota' BelakangGawang.
Selesai diskusi, saya mendekati Mahfud. Ia menyambut dengan hangat. Kami bersalaman sambil sedikit basa-basi. Ia tertawa ketika melihat cap buku yang saya desain dengan logo Barcelona berada pada halaman awal buku Sepakbola Tak Akan Pulang.