Mohon tunggu...
Mariemon Simon Setiawan
Mariemon Simon Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Silentio Stampa!

Orang Maumere yang suka makan, sastra, musik, dan sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengejar Mahfud Ikhwan

10 November 2023   12:06 Diperbarui: 11 November 2023   16:16 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya berkenalan dengan tulisan-tulisan Mahfud Ikhwan ketika sedang terbuai dengan esai-esai sepakbola Zen RS yang bertebaran di PanditFootball dan blognya. Di sanalah awal mula saya menemukan nama Mahfud Ikhwan.
"Pergilah ke Belakang Gawang. Di sana ada Mahfud Ikhwan yang menulis dengan asyik sepakbola kita."

Zen dan Mahfud seperti mengajak saya agar tidak lupa mengamati yang terjadi di luar lapangan, selain menyaksikan berbagai drama di dalam lapangan. Keduanya pun sepakat bahwa sepakbola tidak sekedar 90 menit di atas lapangan. Berbeda dengan Mahfud yang tak bisa bermain bola, Zen adalah seorang pesepakbola.

Mahfud bilang, "tentang sepakbola, saya hanya melakukan apa yang tidak bisa saya lakukan dengan kaki: menulis." Dari posisi ini, saya berada di pihak Mahfud.

***

Tahun 2020 adalah tahun penuh himpitan, sekaligus penuh tantangan untuk bisa keluar dari himpitan tersebut. Pandemi Covid-19 membatasi pergerakan saya yang baru saja keluar dari biara, ditambah skripsi yang terbengkalai, pun buku-buku sumber yang terbatas. Saya kebingungan dengan apa yang harus saya buat. Selain membaca karya sastra, menulis menjadi salah satu cara untuk meredam dan mengolah kebingungan tersebut (bukan menulis skripsi).

Zen RS menginspirasi saya untuk menekuni football writing, dan inspirasi itulah yang menggiring saya untuk nongkrong di BelakangGawang. Di sana, Mahfud Ikhwan sudah menanti dengan cerita-ceritanya yang memabukkan tentang sepakbola.

Selanjutnya, saya lebih sering 'menonton' sepakbola dari BelakangGawang bersama Mahfud ketimbang mengerjakan skripsi. Saya lebih doyan mendengar cerita Mahfud dan Darmanto Simaepa tentang Siberut, ketimbang mencari buku-buku sumber tugas akhir. Waktu senggang saya lebih banyak dihabiskan dengan membaca tulisan Mahfud, tidak saja di BelakangGawang, tetapi juga esai-esai lepasnya di Jawa Pos dan internet.

Sekali waktu, masih pada tahun yang sama, atas desakan ibu saya yang jengkel karena skripsi yang masih macet, saya mengunjungi Toko Buku Gramedia. Intensi saya adalah mencari buku-buku Kahlil Gibran, sesuai tema skripsi saya.

Sayang sekali, kurang dari dua menit setelah memasuki pintu, mata saya sudah berlabuh pada sebuah buku berjudul Sepakbola Tak Akan Pulang. Sialan. Secara kebutuhan, Mahfud menang atas Kahlil Gibran. Secara ekonomis, Mahfud mendulang rupiah saya dengan sekali tatapan pada sampul buku. Buku itu segera saya bawa ke meja kasir!

Puji Tuhan, keseringan membaca karya Mahfud membawa dampak positif. Beberapa ulasan yang saya buat telah dimuat di Football Tribe Indonesia, FandomFootball, dan Pandit Football; juga beberapa artikel bertema sepakbola yang saya kerjakan di blog Kompasiana saya berhasil menjadi artikel utama, sementara yang lainnya menjadi artikel pilihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun