"Pastor tua itu sudah meracuni pikiranmu!" sambung Bramantyo lagi. Ia mengecilkan suaranya, sembari menahan marah.
"Benar. Dia meracuni saya menjadi orang yang baik," ujar Felix mantap.
"Lihat saja sebentar. Nasib Romo Lukas sekarang ada di tangan saya." Bramantyo tertawa kecil. Felix terdiam sambil memandangi gelas-gelas kopi tadi dengan tatapan tajam.
Romo Lukas lalu datang dengan dandanan yang rapi. Bramantyo dan Felix bertindak seperti tidak terjadi apa-apa. Romo Lukas mempersilahkan Felix duduk, tetapi ia menolak. Ia justru mendekat, dan meraih salah satu gelas kopi itu.
"Maaf, Romo. Tadi ada lalat yang terjatuh ke dalam gelas kopi ini. Saya akan membuatkannya yang baru." Romo Lukas mempersilakannya, tetapi ia sendiri bingung sebab tidak melihat seekor lalat pun di situ.
Bramantyo yang menyaksikan adegan itu terdiam. Rencana untuk membunuh Romo Lukas dan memfitnah Felix sebagai pelaku gagal total malam itu. Felix tahu betul, Bramantyo memasukan racun ketika berpura-pura menjentikan jari di atas gelas kopi tadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H