5. Ada yang Pergi, Ada yang Kembali
Maret 2021 telah memberikan kepastian kepada penikmat bola, bahwa ada yang harus pergi dan ada yang dipanggil kembali. Mereka pergi bukan berarti mereka tidak loyal, justru sebaliknya, mereka telah mengabdi bertahun-tahun, menjadi ikon, dan 'sadar' bahwa mereka harus berkorban demi 'sesuatu yang baru' untuk tim kesayangan mereka.
Pertama, Joachim Loew. Pelatih yang doyan ngupil di bangku cadangan ini telah memastikan diri untuk pamit dari timnas Jerman (setelah Euro nanti) yang sudah ditukanginya sedekade lebih.
Thomas Muller, Mesut Ozil, Sami Khedira, Mario Goetze, Toni Kroos, Manuel Neuer adalah beberapa nama yang perkembangannya tidak terlepas dari peran pelatih yang satu ini. Puncak prestasinya (dan pemain binaannya) tentu saja, trofi Piala Dunia 2014 di Brasil.
Loew mengukir raihan menarik di sana: mengalakan Portugal, menundukan Perancis, mempermalukan tuan rumah Brasil 7-1, mengalahkan Argentina di final, dan memberikan kesempatan bagi striker gaek Miroslav Klose untuk menjadi top skor Piala Dunia sepanjang masa.
Dan catatan paling manis, ia membawa Jerman menghancurkan mitos: tidak ada negara Eropa yang menjadi juara dunia di tanah benua Amerika.
Kedua, Sergio Aguero. Manchester City yang mendapat banyak uang dari saku Sheik Mansour mendatangkan Aguero dari Atletico Madrid dan menaruh ekspektasi besar di punggungnya. Aguero menjawabnya dengan performa bagus.
Produktivitas dan ratio gol yang bagus membuatnya patut diperhitungkan sebagai salah satu striker terbaik di tanah Inggris. Ulasan lengkapnya, dapat dilihat dalam artikel saya sebelumnya, "Dewa Sepakbola, Sergio Aguero, dan 'Orgasme' Martin Tyler".
Ketiga, Pirelli. Pirelli adalah perusahaan ban kendaraan dari Italia, yang justru melaju kencang bersama sepakbola (Inter Milan). Sudah lebih 25 tahun Pirelli menjadi sponsor klub, dan melekat di dada jersey Inter Milan. Kebersamaan yang ikonik itu akhirnya harus berakhir setelah Pirelli dipastikan tidak menjadi sponsor Inter Milan mulai musim depan. Ulasan tentang Pirelli ini dapat dibaca dalam artikel saya sebelumnya, "Ingatan Tentang Pirelli".
Itu adalah mereka-mereka yang memilih pergi. Dan sekarang, coba tebak, siapa yang kembali?
Saya kira tidak ada 'kedatangan kembali' yang lebih fenomenal di bulan ini selain kembalinya Zlatan Ibrahimovic ke timnas Swedia. Tampaknya ia harus mengambil kembali  kaos yang pernah ia gantung di Zlatancourt lima tahun lalu. Selengkapnya bisa dibaca dalam artikel "Zlatan Juga Bisa Menangis".