Di waktu yang sama, dengan waktu yang makin menipis, Dewa Sepakbola terbang ke Etihad. Ia menyaksikan kepalan-kepalan tangan yang bertahta rapi di dada pendukung City. Ia dengar doa para penggemar City yang mulai menangis berharap ada keajaiban. Sebagian sudah frustrasi dan memukul-mukul kursi penonton.
Sementara di lapangan, para pemain The Citizens tak kenal lelah membangun serangan. Tidak ada yang tidak mungkin sebelum pluit akhir berbunyi. Edin Dzeko yang kerap menghangatkan bangku cadangan telah menghangatkan harapan Roberto Mancini (pelatihnya) setelah mencetak gol penyeimbang (2-2) pada babak tambahan waktu. Tinggal butuh satu gol. Satu saja!
Dewa Sepakbola turut merasakan suasana stadion. Menegangkan, penuh kecemasan pun harapan. Bahkan mencekam. Horor. Dewa Sepakbola merasakan semuanya. Tapi sekali lagi, ia suka dengan kejutan.
Maka roda pun diputar. Pada usaha serangan yang paling terakhir, Mario Balotelli yang bengal itu memberikan assist terakhirnya pada musim itu, bola disambut Sergio Aguero.
Dewa Sepakbola turun dan menyentuh kaki kanan Aguero, dan pria Argentina itu menendang dengan sekuat tenaga. Seisi stadion bergemuruh riuh. Doa terjawab, dan harapan yang sudah membatu selama 40 tahun lebih itu pun tuntas.
Agueroooo....!!!!
Barangkali, Martin Tyler mengalamai 'orgasme' paling nikmat selama menjadi komentator: Aguero yang memberikannya, dan kita pun menikmatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H