Mohon tunggu...
Mariemon Simon Setiawan
Mariemon Simon Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Silentio Stampa!

Orang Maumere yang suka makan, sastra, musik, dan sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Zlatan Juga Bisa Menangis

26 Maret 2021   11:02 Diperbarui: 26 Maret 2021   11:11 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu, Zlatan kembali dipanggil untuk membela timnas Swedia di ajang internasional. Zlatan tentu saja bahagia, sebab sudah lima tahun ia pamit dari timnas setelah melakoni 116 laga dan mencetak 64 gol.

Rupanya segala usaha dan penampilan yang konsisten di level klub akhirnya berbuah manis. Kehadiran kembali Zlatan tentu saja diharapkan mampu membangkitkan mental tarung Dejan Kulusevski, dkk untuk sanggup 'berbicara banyak' dalam kompetisi Euro 2020 (2021) dan kualifikasi Piala Dunia 2022 nanti.

Momen haru akhirnya terjadi, ketika seorang wartawan mengajukan pertanyaan dalam sebuah sesi wawancara surat kabar lokal beberapa waktu lalu.

Reporter: Zlatan, kembali ke pertanyaan tentang keluarga Anda. Bagaimana reaksi keluarga Anda ketika Anda memutuskan untuk kembali ke tim nasional? Apa yang Anda katakan kepada putra-putra Anda?

Zlatan: Itu bukan sebuah pertanyaan yang bagus. Anak saya Vincent benar-benar menangis ketika saya meninggalkannya. Tetapi sekarang sudah oke.

Di saat itulah ia menitikkan air mata haru. Semua kekokohan Zlatan tampak runtuh sekejap. Seketika itu juga saya pribadi tersadar. Sekagum-kagumnya saya atas sosok Zlatan yang ditempa dengan keras oleh kehidupan sejak kecil hingga menjadi sosok tangguh secara fisik dan mental, toh, Zlatan pun manusia biasa yang bisa menangis haru juga.

Bagi saya, sekuat-kuatnya sosok Zlatan, ia juga terlampau rapuh untuk hal-hal yang sudah menyentuh perasaan.

Zlatan bisa saja bertindak jahil dengan menendang kepala Antonio Cassano, tetapi ia adalah seorang bapak keluarga penuh kasih sayang yang mencintai istri dan kedua putranya. Zlatan bisa saja terlihat ganas ketika mengejar Eric Bailly di ruang ganti untuk mematahkan lehernya, tetapi jika berhadapan dengan pertanyaan tentang anak-anaknya, Zlatan bisa saja menangis haru.

Sebagai seorang pengagum Zlatan Ibrahimovic, saya mengira ia tidak akan menangis di depan umum. Mulanya saya menduga bahwa Zlatan 'bukan' manusia biasa yang tidak cengeng, tetapi dugaan itu salah. Ia justru terlihat lemah jika berbicara tentang keluarga kecilnya.

Saya terkejut, tetapi begitulah. Zlatan juga manusia biasa yang rapuh, dan bisa menangis juga. Zlatan tetaplah Zlatan, seorang korban bully masa kecil yang menyumpal mulut para pengganggunya dulu dengan statusnya kini sebagai pesepakbola dunia.

Ia punya mental sekeras baja, terlihat ganas di lapangan, dan bermulut besar di depan media. Namun, sejatinya Zlatan juga adalah seorang bapak keluarga sayang anak yang amat mencintai keluarga kecilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun