***
Dalam laga melawan Manchester City pada 8 Februari 2021 lalu di Anfield, Alisson Becker seperti dirasuki 'roh' Karius. Ia melakukan dua blunder fatal yang membuat Liverpool tumbang dengan skor telak 4-1.
Kesalahannya bermula pada menit ke-73, ketika bola sapuan Alisson justru dipotong oleh Phil Foden. Ia lalu melakukan penetrasi ke dalam kotak pinalti Liverpool, mengirimkan umpan, dan Ilkay Gundogan berhasil mengubahnya menjadi gol.
Tiga menit berselang, dalam sebuah 'skema satu-dua' yang terlalu dekat dengan gawangnya di sisi kiri pertahanan, Alison kelabakan ketika bola tendangannya mendarat tepat di kaki Bernardo Silva. Pemain asal Portugal itu segera menggiring bola menuju gawang, lalu memberi assist kepada Raheem Sterling yang tidak terkawal untuk mencetak gol.
Orang-orang yang menyayangkan aksi Alisson tentunya memiliki pendapat tersendiri. Laga melawan Manchester City kemarin adalah laga penting. Kalah berarti kehilangan poin, kehilangan trofi, dan memperlebar jarak. Liverpool boleh saja menyapu bersih semua laga sisa dengan kemenangan, tetapi mengharapkan Manchester City mengalami lima kali kekalahan adalah mustahil.
Dua kesalahan ini memang mengecewakan, termasuk bagi Alisson sendiri. Bahkan dalam 'pembelaan' Jurgen Klopp pun tersirat suatu kekecewaan, meskipun ia mencoba untuk tidak sepenuhnya menyalahkan Alisson atas kekalahan tersebut.
"Tidak apa-apa. Dia telah menyelamatkan hidup kita, dan saya tidak tahu sudah berapa sering ia melakukannya. Dia adalah penjaga gawang kelas dunia, dan malam ini ada beberapa hal yang tidak beres. Kami telah mengalaminya." ujar Jurgen Klopp.
Klopp benar, Alisson telah menyelamatkan Liverpool dalam banyak kesempatan. Dan kejadian buruk itu pun tidak sepenuhnya disebabkan oleh eks kiper AS Roma tersebut. Sekalipun kesalahannya berakibat fatal, toh Alisson tetap merupakan salah satu kiper terbaik di dunia.
Menyayangkan kesalahan fatalnya adalah hal yang wajar, tetapi mengingatnya hanya karena blunder adalah hal yang kurang fair. Ia telah banyak berjuang untuk Liverpool hingga berada pada level seperti saat ini, dan mengenangnya hanya sebagai 'kambing hitam' atas kekalahan melawan Manchester City kemarin adalah tidak adil.
***
Begitulah drama dalam sepakbola. Menghibur, tetapi terkadang menakutkan. Mengharumkan nama, tetapi sekejap mampu meruntuhkan popularitas. Hari ini Anda menjadi bintang, tetapi dengan secuil kesalahan fatal, Anda bisa saja terkubur.