Mohon tunggu...
Marie Belle
Marie Belle Mohon Tunggu... Wira Usaha -

Cook, Cookies, Write, Economical, Thinking and Forex Addicted

Selanjutnya

Tutup

Money

Guam, Pangkalan Militer Amerika akan Menjadi Sasaran Rudal Korea Utara

18 Agustus 2017   14:37 Diperbarui: 18 Agustus 2017   14:57 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan antara Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS) kembali memanas ini diawali dengan rencana Korea Utara yang akan meluncurkan empat rudalnya ke dekat wilayah Guam, pada pertengahan Agustus mendatang. Rencana ini hanya tinggal menunggu persetujuan pemimpin Korea Utara, Kim jong Un. Kabar ini datang dari juru bicara militer Korut yang dilaporkan oleh kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA) pada Rabu (9/8).

Roket yang diberi nama Hwasong-12 itu akan diluncurkan oleh KPA (Korean people's Army). Roket tersebut akan terbang sejauh 3.356,7 km (2.085,8 mil) dengan waktu 1.065 detik, melintasi langit Shimane, Hiroshima dan Prefektur Koichi di Jepang,dan akan mencapai 30 sampai 40 km perairan Guam. "kata laporan tersebut, mengutip Jenderal Kim Rak Gyom, komandan Pasukan Strategis KPA".

Guam merupakan wilayah pangkalan militer AS yang berada di kawasan Samudera Pasifik, lokasi pasukan pembom strategis dan ada sekitar 163.000 tentara AS yang bermarkas disana.  mendengar rencana Korut tersebut Gubernur Guam, Eddie Calvo mengambil tindakan dengan menghubungi Gedung Putih.

Gubernur Guam mengatakan pada hari Rabu (9/8) bahwa peringatan Korut tentang kemungkinan serangan rudal di wilayah Pasifik AS bukanlah ancaman dan pulau tersebut telah dipersiapkan untuk "kemungkinan apapun". Calvo mengatakan dalam sebuah pesan video online bahwa dia telah menghubungi Gedung Putih dan telah diberitahu oleh departemen keamanan pertahanan dan tanah air, tidak ada perubahan dalam tingkat ancaman.

Donald Trump pun bereaksi keras dengan menggertak Korut, jika negara tersebut jadi meluncurkan rudalnya maka mereka akan disambut dengan "Api dan Kemarahan". Trump juga mengatakan bahwa ancaman serangan tersebut hanya akan menjadi boomerang untuk mengakhiri rezim yang sekarang berkuasa.

Ketegangan kedua negara ini memang seakan tiada ujungnya, terutama ketika Donald Trump telah menjabat sebagai orang nomor satu di negeri Paman Sam itu. Perang ancaman sudah sering sekali mengisi portal berita maupun melalui media sosial. lalu bagaimana kabar ekonomi global ketika kedua negara ini tengah bersitegang.

Dampak Ketegangan AS dan Korut Pada Ekonomi Global

Ketegangan dua negara  tersebut telah menggetarkan pasar keuangan di seluruh dunia. Indeks S & P 500 turun 1,5%, penurunan paling tajam sejak 17 Mei, dan Indeks Volatilitas CBOE melonjak 45% menjadi 16,12, harga penutupan tertinggi era kepresidenan Trump. Emas, sebagai aset Safe haven, naik 0,5% menjadi $ 1,283.28 per ounce, terkuat dalam dua bulan terahir.

Emas naik ke level tertinggi sejak pertengahan Juni, mendorong kenaikan saham perusahaan pertambangan di tengah ketegangan militer antara A.S. dan Korea Utara.

@CentralFutures
@CentralFutures
Pasar saham ekuitas dan mata uang Swiss franc dan beberapa obligasi pemerintah menguat, karena Presiden Donald Trump mengancam akan menyambut Korea Utara dengan "api dan kemarahan" jika negara rezim komunis tersebut tetap melancarkan rencananya untuk meluncurkan nuklir ke wilayah Guam. Hal ini membuat permintaan untuk aset safe haven itu meningkat.

Ketegangan di Korea Utara menambah kecemasan investor yang telah membantu mendorong emas lebih dari 11 persen tahun ini, bahkan ekuitas menyentuh rekor dan Federal Reserve ingin mengecilkan neraca keuangannya. Jika ketegangan geopolitik meningkat, emas kemungkinan akan menjadi permintaan safe haven, menurut analis di Commerzbank AG.

Perang urat saraf yang tidak henti-henti antara Korut dan AS sering membuat dampak perekonomian global yang signifikan. Semenjak Donald Trump menjabat terlihat sering kali kedua negara perang komentar yang tidak jarang membuat goyah pasar keuangan global, terutama harga emas dunia yang diperdagangkan dalam mata uang dolar AS.

Untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi akibat iklim geopolitik yang tidak menentu rekan trader CCF bisa memanfaatkan salah satu produk kami yaitu ONICS. Dengan ONICS tak perlu khawatir ketinggalan momen saat data atau berita dirilis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun