Setiap Pemilu pastilah terjadi pelanggaran dan sengketa baik dalam jumlah yang besar maupun kecil. Hal ini mengakibatkan ketidakpercayaan yang berujung pada rendahnya partisipasi .
Meningkatnya partisipasi masyarakat ditandai dengan cerdasnya dan pahamnya masyarakat tentang pentingnya pemilu dan terbukanya semua proses kepemiluan melalui tahapan- tahapan yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu.
Kepercayaan masyarakat kepada pemilu dimulai dari adanya rasa percaya pada penyelenggara pemilu yang independen ,tidak berpihak dan non partisan serta peserta pemilu yang mengikuti proses tahapan sebagaimana peraturan perundang - undangan.
Bilamana kepercayaan tersebut telah hadir ditengah- tengah masyarakat maka dengan sendirinya masyarakat akan  bersuka cita beramai - ramai ke TPS pada hari pemungutan suara untuk memberikan hak pilihnya dan begitupun sebaliknya.
Kita dihadapkan dengan berbagai fakta yang terus terjadi dalam setiap pemilu dan pemilihan dimana adanya pelanggaran dan sengketa pemilu yang dilakukan baik oleh penyelenggara maupun peserta , dan itu semua berujung pada ketidakpedulian masyarakat/ pemilih pada proses Pemilu.
Pemilu yang merupakan proses rekruitmen kepemimpinan lima tahunan ini tidak akan dapat berlangsung sukses bila masyarakat tidak lagi berpartisipasi , untuk itu diperlukan upaya- upaya yang serius agar pemilu yang telah menghabiskan biaya yang besar serta waktu dan tenaga yang tidak sedikit ini menjadi sia- sia.
Kesuksesan pemilu tidak hanya ada pada tangan penyelenggara pemilu namun menjadi tanggung jawab seluruh komponen masyarakat yang terlibat aktif  pada seluruh tahapan pemilu tidak terkecuali pemuda. Menurut data BPS 64,19 juta jiwa atau 24,02 % dari total penduduk Indonesia dan itu artinya diantara empat orang Indonesia adalah Pemuda .
Dari jumlah tersebut tidaklah berlebihan bila nasib bangsa Indonesia ada di tangan pemuda. Pemuda tidak hanya menjadi agen of change diberbagai sektor politik,ekonomi ,sosial dan budaya serta generasi penerus dan aktor pembangunan.
Dalam Pemilu, selain jumlah pemuda yang signifikan, pemuda juga sebagai penentu kebijakan dan sebagai penerima kebijakan. Oleh karenanya ada banyak yang dapat dilakukan oleh pemuda untuk demokrasi dan pemilu 2024 mendatang.
Dengan Pemilu 2024 yang sangat kompleks tentunya menjadi ancaman tersendiri bagi suksesi penyelenggaraan pemilu yang akan datang . Pemuda selain dapat menjadi penyelenggara baik KPU dan jajarannya maupun Bawaslu dan jajarannya,pemuda juga dapat menjadi kelompok yang mengkampanyekan pemilu tanpa praktek jual beli suara.
Peran pemuda dapat mempengaruhi masyarakat pemilih bahwa pemilu 2024 bukanlah sebuah kewajiban melainkan hak yang harus diambil untuk menghasilkan pemimpin yang dipercaya oleh rakyat.
Tidak hanya itu pemuda juga dapat melakukan sosialisasi dan menjadi contoh  dengan tidak menyebar hoax tentang pemilu dengan cara membentuk kelompok - kelompok atau aliansi pemuda sadar pemilu.
Selanjutnya langkah kongkrit yang dapat dilakukan oleh pemuda dalam menyukseskan pemilu 2024 Â adalah mengawasi proses pemilu di tps karena kecurangan dan pelanggaran banyak terjadi di tempat pemungutan suara mulai dari pemungutan,penentuan suara sah dan memastikan penyandang disabilitas dan para lansia terafiliasi dalam menggunakan hak pilih.
Pemilu 2024 adalah kesempatan bagi pemuda untuk membuktikan bahwa demokrasi indonesia masih memiliki harapan ditengah maraknya politik uang.
Demokrasi kita masih bisa bertahan walaupun banyaknya bertebaran kampanye hitam yang menebar kebencian melalui media sosial dan segala pelanggaran manakala kita sejak dini telah menyiapkan generasi muda yang bersedia berpartisipasi dalam menyukseskan pemilu .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H