Mahasiswa tidak sekadar peserta didik yang duduk di bangku perguruan tinggi dan tidak hanya mengikuti syarat administrasi mahasiswa saja akan tetapi seorang mahasiswa juga memiliki peran dan sumbangsih dalam meningkatkan sumber daya manusia.
Peran mahasiswa dalam meningkatkan sumber daya tentunya tidak dapat di peroleh dengan begitu saja tanpa harus melalui serangkaian pembelajaran dan pengalaman. Hal itu bisa di dapat baik di dalam kampus maupun diluar kampus.
Kemampuan intelektual yang didapat dibangku kuliah menjadi salah satu syarat pengembangan sumber daya manusia walau diperlukan banyak hal lainnya. Seperti pengembangan diri melalui aktivitas- aktivitas kampus dan luar kampus .
Berbaur dengan berbagai kelompok , berdiskusi serta berupaya mencapai tujuan bersama terkait pemberdayaan diri sendiri maupun orang lain menjadi sesuatu yang harus mulai dibiasakan ketika sudah menyandang status kemahasiswaan.
Dalam kesehariannya mahasiswa sangat dekat sekali dengan kepemimpinan bahkan tanpa sadar mahasiswa sudah mulai memimpin dan menjadi yang dipimpin bahkan dengan kepemimpinannya masing- masing guna meningkatkan sumber daya manusia.
Mengapa penting kepemimpinan bagi mahasiswa ??? Apakah kemudian kemampuan akademisi tidak cukup menghantarkan mahasiswa mengalami peningkatan diri????
Saat mahasiswa di kampus mengarahkan teman- temannya, mengajak teman- temannya untuk ikut apa yang disampaikan maka sebenarnya mahasiswa tersebut telah melakukan peran kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan tindakan / perbuatan seseorang yang menyebabkan orang lain bergerak kearah tujuan - tujuan tertentu. Sehigga kepemimpinan bisa diartikan sebagai seni untuk mempengaruhi .
Di dalam menjalankan kepemimpinan sangatlah di butuhkan ilmu sebagai bekal untuk memimpin dan seni untuk menerapkan ilmu tersebut sehingga memimpin dapat berjalan dalam kondisi sejuk dan dinamis.
Kepemimpinan itu sendiri memiliki fungsi pokok sebagai administrator dan sebagai manajer, dimana sebagai administrator mempunyai  peran sebagai pengambil keputusan dan perumus kebijakan. Sementara itu sebagai manajer maka seorang pemimpin harus berperan sebagai perencana, organisator, pengarah , pengawas dan penilai.
Ketika seorang mahasiswa menjadi pemimpin yang berhasil maka ada tiga syarat yang harus dimiliki yaitu ketajaman penglihatan sosial ( kemampuan melihat gejala- gejala yang timbul dalam masyarakat atau kehidupan sehari-hari khususnya perilaku serta kebutuhan para anggota sesama organisasi) selanjutnya memiliki kemampuan berfikir abstrak (mampu menafsirkan dan menilai kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh anggota organisasi) Â dan memiliki keseimbangan emosional dimana seorang pemimpin harus dapat menciptakan rasa tenang dan aman kepada mereka yang di pimpin.
Organisasi kemahasiswaan memiliki karakteristik yang sama dengan organisasi pada umumnya .hanya saja organisasi kemahasiswaan mempunyai ciri -ciri dan dinamika yang khusus.
Ciri yang dimiliki antara lain, pencirian idealisme, ketajaman berfikir, pembelajaran interaksi sosial, sosial responsibility yang tinggi, hubungan emosional yang kuat , transformasi personality, ekspektasi cita- cita, kecintaan terhadap institusi dan kerjasama tim.
Oleh karna itu dalam rangka menyiapkan mahasiswa- mahasiswa pemimpin diperlukan juga jiwa pengikut / anggota yang taat dan tim yang solid. Pemimpin yang kuat hanya didapat bila memiliki anggota yang loyal  dan kepemimpinan yang baik bisa dihasilkan dari kualitas pengalaman seseorang.
Pemimpin yang punya visi besar, jiwa besar , kader militan , organisasi solid dan lingkungan yang produktif di sebabkan oleh kepemimpinan yang berpengaruh. Dalam konteks kepemimpinan, pengalamanlah yang akan membuktikan kematangan seseorang karena permasalahan bisa datang berulang.
Kunci menjadi pemimpin hanya satu yaitu BELAJAR dan BELAJAR , dengan kita terus belajat dan mencari tantangan kepemimpinan baru akan membuat diri kita semakin matang .
Ada banyak cara yang mungkin dilakukan ketika ingin memimpin yakni dengan mengenali potensi, yang kita miliki, komutitas dan konstituen kita serta analisa sumber daya organisasi lalu lakukan transformasi kepemimpinan.
Selanjutnya kekuatan visi dan kemampuan komunikasi dan integritas keteladanan merupakan tiga kunci agar kita dapat memiliki kepemimpinan yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H