Mohon tunggu...
Maria Tri Handayani
Maria Tri Handayani Mohon Tunggu... -

mantan mahasiswa | none stop learning

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Melihat Kreasi Batik Jumput Kampung Tahunan

14 Juni 2013   09:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:02 1899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batik merupakan satu dari berbagai warisan kebudayaan yang Yogyakarta miliki sejak dulu. Tak sekedar sebagai warisan kebudayaan yang ditransformasikan ke berbagai produk sepertihalnya pakaian, tas, dan aksesoris lainnya, kini batik juga dilihat sebagai sebuah nilai potensi wisata yang dapat dikembangkan. Sepertihalnya kerajinan batik jumput di kawasan kampung wisata Tahunan, Umbulharjo.

[caption id="attachment_259996" align="alignright" width="311" caption="Papan nama Kampung Tahunan"][/caption]

Kampung wisata yang berdekatan dengan Taman Makam Pahlawan Nasional Kusumanegara inimenjadi salah satu kawasan yang berkembang menjadi sebuah kampung sentra batik jumput di Yogyakarta. Jangan bayangan dulu sebuah kampung dengan deretan showroom batik jumput di sepanjang kiri kanan jalan. Baru ada beberapa showroom batik yang dapat ditemui di sini. Maklum, saat ini Kampung Tahunan bisa dikatakan masihlah baru mempersiapkan dan mengembangkan diri menjadi sentra batik jumput Yogyakarta.

Sekalipun demikian, kita tetap dapat melihat berbagai jenis batik jumput kreasi warga Tahunan di salah satu showroom batik milik kelompok jumputan Ibu Sejahtera. Jumputan Ibu Sejahtera merupakan salah satu kelompok ibu-ibu dari kampung Tahunan yang turut mewujudkan dan mengembangkan kampung Tahunan menuju sentra batik jumput. Dengan pendampingan dan binaan dari Lembaga Sosial Peningkatan Partisipasi Kampung, kelompok jumputan Ibu Sejahtera mengadakan pelatihan rutin pembuatan batik jumput hingga akhirnya kini dapat memproduksi batik jumput sendiri.

Terbentuknya kelompok ini sendiri bermula dari keinginan sekelompok ibu-ibu untuk menambah keterampilan yang mereka miliki. “Dulu awalnya itu kita kan ada pertemuan di luar PKK. Jadi kita bentuk kelompok anggota awal 10 orang. Trus kita pertemuan setiap bulan, arisan, simpan pinjam. Itu dari April 2011.Trus udah jalan kan lama-lama bosan ya. Ibu-ibunya mintak mbok kita di kasih keterampilan. Trus kita menentukan ya sudah kalau gitu batik jumput saja” jelas ibu Lisferi Setiarini, koordinator Lembaga Sosial Peningkatan Partisipasi Kampung.

Setelah awalnya mendapatkan pelatihan dan memproduksi batik jumput, Kelompok Ibu Sejahtera juga telah beberapa kali memamerkan hasil karya mereka di beberapa pameran. Dari sini pula mulai muncul respon dari masyarakat terhadap batik jumput karya mereka. Hingga kini pun, Kelompok Jumputan Ibu Sejahtera masih rutin mengadakan pelatihan-pelatihan kepada para anggotanya untuk meningkatkan dan melahirkan batik-batik jumput dengan inovasi dan kualitas yang lebih baik.

Batik jumput sendiri pada dasarnya berbeda dengan batik jenis lainnya karena tidak menggunakan lapisan lilin tetapi diikat atau dijahit dan dikerut dengan menggunakan tali. Pembuatannya diawali dengan pembuatan pola di atas kertas manila lalu kemudian dijiplak di atas kain. Setelah itu baru pola di atas kain dijahit jelujur dan diikat dengan menggunakan tali rafia bila menginginkan efek garis lebih tebal. Selain iu bisa juga dengan memanfaatkan media lain seperti manik-manik atau benda-benda yang dapat memberikan efek “jumputan” lainnya.

[caption id="attachment_259999" align="alignleft" width="397" caption="Batik Jumput Kelompok Ibu Sejahtera"]

13711782321740645200
13711782321740645200
[/caption]

Pewarnaan batik jumput dengan pewarnaan sintetis dilakukan dengan menggunakan bahan pewarna jenis indigosol atau naptol. Yang membedakan keduanya adalah bahan campuran yang harus disediakan serta teknik pewarnaan. Indigosol memerlukan cahaya matahari untuk mengubah warga kain sementara kain dengan pewarnaan naptol tidak memerlukan cahaya matahari. Setelah pewarnaan, batik jumput terlebih dahulu dibilas dengan air biasa, baru kemudian memasuki tahap pendedelan. Jahitan atau ikatan yang ada di kain dilepas dan dibilas lagi dengan air bersih. Setelah tahapan ini dilalui maka pola dan motif jumputan akan tampak di kain tersebut.

Batik jumput dapat dikreasikan dalam berbagai motif dan warna yang variatif. Selain itu batik jumput juga dapat dijadikan pilihan dasar pakaian yang menarik. Selain dapat melihat berbagai produk batik jumput, kita juga dapat langsung membeli batik jumput Ibu Sejahtera di showroom tersebut dengan harga berkisar dari Rp 150.000 hingga Rp 300.000, tergantung kepada pola, besar atau kecil motif, serta penggunaan warna dalam batik tersebut.

Kawasan ini memang baru berkembang menjadi sentra batik jumput Yogyakarta. Namun tak ada salahnya bila menyempatan diri berkunjung ke daerah ini dan melihat berbagai keindahan warna dan corak batik jumput di showroom batik yang tersedia. Barangkali dengan minat, perhatian dan apresiasi kita terhadap kreasi batik jumput warga Tahunan ini justru dapat membantu mengembangkan dan mempopulerkan wilayah ini sebagai kawasan sentra batik jumput yang dikenal oleh wisatawan lokal maupun luar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun