Mohon tunggu...
Maria Timmen
Maria Timmen Mohon Tunggu... -

social worker

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Profil Ikan Mas Dalam Budaya Batak

18 Mei 2011   18:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:29 2710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikan mas, sering terdengar dalam budaya batak. Biasa dikenal  dengan sebutan “arsik” yang lebih familiar sebagai makanan khas batak. Pada Batak Toba dikenal juga dengan “dekke na niarsik” yang artinya ikan yang dikeringkan, meski sekarang sudah dibuat berkuah juga.Pada Batak Karo dikenal dengan “nurung mas”, dalam budaya karo juga terdapat istilahndurung dimana pada saat dilaksanakannya kerja tahun sebagai pesta adat, makanan seperti ikan mas juga disuguhkan. Arsik karo sering terlihat tersaji kering.

Batak sendiri terdiri dari enam suku yaitu Batak Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Mandailing. Jika ditelusuri juga orang batak berasal dari Ras Mongoloid. Di Indonesia persebaran orang batak sudah cukup luas. Bahkan dari nada bicaranya saja, dapat dipastikan asal suku bataknya. Suara yang keras juga jika ditelusuri adalah dulu jarak antara rumah satu dengan yang lain cukup jauh, sehingga untuk memanggil perlu dengan nada yang keras. Konon juga dulu biasa menggembalakan ternak sambil bernyanyi. Hingga kini kepiawaian orang batak dalam bernyanyi juga sungguh tidak diragukan. Bahkan sebagian ada juga yang menyebut sebagai  meksikonya Indonesia.

Kebiasaan bernyanyi memang tak lepas juga dari budaya batak seperti menyanyi di lapo, juga pada pesta-pesta adat tidak lepas dari bernyanyi. Dalam budaya karo perayaan guro-guro aron misalnya juga sampai mendatangkan artis lokal.

Ikan mas sendiri berasal dari Cina, Jepang, Eropa, dan Taiwan. Ikan mas di Indonesia adalah jenis Punten dan Majalaya. Ikan mas juga biasa disebut ikan Karper (Cyprinus carpio), di lain daerah juga dikenal dengan sebutan raja, ravo, kancra, tikeu, tombro, ameh.

Penyebaran ikan mas sendiri menurut R.O Ardiwinata (1981) ikan mas berasal dari Tiongkok, kemudian di daerah Ciamis, Jawa barat pertengahan abad ke-19 mulai dibudidayakan dan menyebar ke daerah nusantara. Ikan mas juga banyak ditemukan di Danau Toba, Sumatera Utara danau terbesar di Indonesia. Ikan mas dapat dimasak dengan berbagai macam kreatifitas. Kandungan gizi yang terdapat didalamnya protein, lemak,fosfor, dan kalsium yang tinggi. Kandungan zat besi dan Vitamin A juga lebih tinggi dari jenis Kakap dan Kembung.

Dalam setiap adat batak ikan mas juga disertakan mulai dari kelahiran, menikah, hingga kematian. Disebut-sebut ini sebagai wujud atau simbol berkat kehidupan. Biasanya dalam adat ikan mas yang diberikan diharuskan dalam jumlah ganjil. Satu ekor untuk pasangan menikah, tiga ekor untuk kelahiran, lima ekor untuk orang tua yang bercucu, tujuh untuk pemimpin dikalangan batak.

Makanan arsik biasa disajikan dengan bumbu kuning kunyit, dan bumbu khas batak seperti andaliman (Zhantoxylum Acanthopodyum) , rias (Nicolaia Speciosa), asam gelugur, buah kecombrang yang disebut cekala pada Batak Karo, kadang ditemani dengan kacang panjang, atau daun  singkong tumbuk. Untuk makanan seperti arsik juga bisa diganti dengan ikan mujair atau nila untuk sehari-hari. Rasanya sendiri boleh dibilang asin, asam, dan pedas. Filosofi ikan mas adalah hidup rukun bersama seperti ikan mas yang berenang bersama-sama tanpa saling bertubrukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun