Seperti halnya dengan Luigi yang sering menjuarai lomba Catur, terkadang dia pun pernah kalah di beberapa pertandingan. Namun berkat dukungan sang Ibu, Luigi tidak pernah berkecil hati apabila kalah dalam sebuah pertandingan catur. Ibu dari Luigi selalu menasehati buah hatinya, bahwa setiap kemenangan adalah rezeki dari Allah. Sehingga tidak perlu berlebihan menyikapi. Namun jika kalah artinya butuh latihan lagi.
Buat Anggraeni Septi, Ibu dari Luigi menganggap dengan turnamen yang diikuti oleh sang anak, akan membuatnya terus berusaha meningkatkan diri. Jika kalah pada sebuah turnamen tak mengapa, karena anak akan terpacu untuk belajar dan berlatih lagi agar meraih hasil yang lebih baik di turnamen selanjutnya.
Dari sini, kita bisa menyimpulkan bagaimana seharusnya sikap orangtua apabila anak telah menemukan suatu kegiatan yang disukainya, yaitu:
- Mendukung setiap kegiatan positif anak
- Tidak menyalahkan anak apabila dalam suatu kompetisi, anak mengalami kekalahan. Bukankah dalam hidup, kalah menang itu biasa.
- Memberikan nasihat kepada anak sebagai motivasi agar tidak pernah menyerah dalam kegiatan positif yang sedang dijalankannya.
Sejatinya orang tua merupakan garda terdepan bagi anak dalam meraih prestasi. Orang tua jugalah yang harus terus mendukung anak bahkan ketika anak berada di titik terendah dalam hidupnya. Selama anak masih menempuh pendidikan, maka selama itulah anak masih menjadi tanggung jawab orang tua.
Dari Luigi Kautsarrazky kita belajar bahwa usia bukan menjadi penghalang untuk meraih suatu prestasi.Â
Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H