Berbicara mengenai baper, sepertinya tidak sedikit peristiwa dalam hidup ini yang bisa membuat kita baper atau bawa perasaan. Malihat percakapan di grup Whatsapp teman-teman SMA yang membahas mengenai pekerjaan masing-masing, sementara si fulan merupakan ibu rumah tangga yang tidak berkarir di perusahaan, tentu jika hati dimanage dengan baik, maka pastinya si fulan akan baper dengan pekerjaan teman-teman SMAnya tersebut.
Baper atau kepanjangan dari bawa perasaan merupakan sebuah perasaan sensitif yang dimiliki oleh seseorang sehingga lebih cenderung menggunakan emosi dalam menanggapi sebuah peristiwa. Baper berlebihan tentu saja tidak baik bagi kesehatan mental seseorang.
Zaman makin maju, istilah dalam perilaku manusia pun bertambah banyak. Salah satunya ya baper ini. Baper dapat terjadi pada seorang individu di mana saja. Dalam hubungan pertemanan, hubungan kerja maupun hubungan dalam keluarga pun tidak mustahil menjadi baper atas perlakuan orang lain terhadap kita.
Beberapa contoh baper dalam kehidupan sehari-hari misalnya:
- Seorang istri yang baper karena sudah seminggu suaminya tidak menyentuh hidangan yang sudah dimasak dengan sepenuh hati. Padahal suami tidak bermaksud menyinggung perasaan istri yang sudah capek-capek masak. Usut punya usut ternyata suami sudah kenyang makan di luar karena selama seminggu dia ikut pelatihan yang diselenggarakan kantor, dimana sudah menyediakan makan siang dan malam untuk para karyawan.
- Seorang karyawan yang baper dengan rekan kerjanya karena selalu tidak diajak makan siang bareng. Padahal rekan kerjanya itu punya keperluan lain bersama anggota keluarga di jam istirahat sehingga tidak pernah makan siang di kantor.
- Seorang anak yang baper dengan kakaknya sendiri dikarenakan merasa kedua orang tuanya memperlakukan dirinya dan si kakak berbeda. Si adik merasa dirinya tak dicintai dengan sepenuh hati oleh kedua orang tuanya. Padahal, usut punya usut, si kakak memiliki penyakit yang tidak diketahui sang adik, sehingga orang tuanya lebih protektif kepada si sulung.
Tidak ada yang salah dengan yang namanya baper atau perasaan sensitif yang dimiliki oleh seseorang. Masalahnya adalah ketika baper yang kalian rasakan terlalu berlebihan sehingga membuat overthinking serta perasaan insecure. Secara tidak langsung bisa saja baper yang kalian rasakan merugikan beberapa pihak yang terkena imbasnya.
Apalagi jika baper terjadi di dunia kerja, dimana kita akan bertemu dengan berbagai kepribadian yang berbeda tentunya dibutuhkan hati yang lapang, serta mental yang kuat dalam menghadapi suasana di lingkungan kerja.
Jika kalian merupakan karyawan baru, tentu dibutuhkan mental yang kuat dalam proses beradaptasi dengan lingkungan kerja yang juga baru. Namun bagaimana jika kalian merupakan karyawan lama namun masih tetap baper juga dengan lingkungan kerja? Ada baiknya bisa menerapkan tips berikut agar tidak baper di dunia kerja.
Jangan Baper di Tempat Kerja, Berikut Cara Efektif Menghalau Rasa Itu
Tempat kerja atau kantor merupakan tempat dimana kita bisa bertemu dengan banyak orang, baik itu rekan kerja, pimpinan maupun vendor pihak ketiga dimana kita bekerja sama dengan mereka.
Sebagai karyawan ketika melakukan tugas dan tanggung jawab tentunya kita harus berinteraksi dengan rekan kerja. Pekerjaan kita mungkin saja bersinggungan dengan job description rekan kerja lainnya sehingga membutuhkan koordinasi. Ada rekan kerja yang dapat diajak bekerja sama, namun ada juga rekan kerja yang egois dimana selalu mementingkan dirinya sendiri.Â
Ingat, jangan baper ketika bertemu rekan kerja yang menyebalkan. Belum tentu juga kita merupakan rekan kerja yang baik di mata teman kita.Â