Berbicara mengenai legasi sama halnya kita berbicara mengenai warisan. Hal ini dikarenakan legasi sendiri memiliki pengertian sebagai sebuah warisan, peninggalan maupun harta pusaka. Banyak orang berpikir bahwa yang namanya warisan itu selalu berbentuk kebendaan, padahal tidak selalu demikian.
Legasi atau warisan dapat berbentuk di luar kebendaan, dimana tetap memberikan manfaat untuk lingkungan sekitarnya. Jika harta benda yang merupakan warisan dapat habis, namun ada beberapa warisan yang bukan berbentuk sebuah benda namun manfaatnya bisa dirasakan tak terbatas waktu.
Apabila kita bukan seorang individu yang memiliki harta berlimpah, lalu apa yang harus kita tinggalkan untuk anak cucu kelak? Maka peninggalkan terbaik bagi sebagian orang mungkin bukanlah harta mereka, melainkan sebagai berikut:
1. Ilmu yang Bermanfaat
Beruntung dan bersyukur kita diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi, dimana mungkin ada sebagian orang yang belum seberuntung kita. Dikarenakan ketidakmampuan secara finansial, ada beberapa orang yang belum diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi misalnya.Â
Dari sini kita menjadi bersyukur, walau kedua orang tua mungkin dulu bukan orang yang bergelimang harta, namun kita sebagai anak-anaknya masih diperjuangkan untuk mendapat pendidikan terbaik dan bahkan bisa bekerja di perusahaan yang kita idam-idamkan.
Warisan ilmu yang orang tua berikan dengan menyekolahkan kita sampai jenjang yang cukup tinggi tentu saja harus diterapkan kepada keturunan kita kelak. Bahkan orang tua kita saja belum tentu mengenyam pendidikan yang sama dengan anak-anaknya, lalu dimana letak rasa syukur kita jika masih sering mengeluh karena hal-hal lain yang tidak lebih penting dari ilmu yang sudah diperoleh selama ini.
2. Budi Pekerti yang Selalu Dijunjung Tinggi
Sebagai orang tua tentunya Bapak Ibu menginginkan kita menjadi pribadi yang tahu akan etika serta menjunjung tinggi budi pekerti. Berbicara sopan kepada orang yang lebih tua, menghormati guru, menghargai teman sebaya dan berbagai budi pekerti lain yang diajarkan orang tua kepada kita selayaknya harus selalu diingat.
Itulah legasi yang sesungguhnya dan penuh makna apabila kita mau merenungkannya. Jangan mentang-mentang suatu ketika kalian sudah menjadi pemilik sebuah perusahaan, lantas dengan semena-mena menyuruh karyawan lembur tanpa ada kompensasi lembur misalnya. Ingatlah dulu orang tua kita mengajarkan untuk menghargai orang lain, sehingga ketika mereka telah tiada sekalipun, hendaknya nilai-nilai luhur yang ditanamkan oleh orang tua bisa kita teruskan hingga ke anak cucu kelak.
3. Kejujuran
Kadang saya mempertanyakan apakah saat ini kejujuran masih relevan di lingkungan kita? Sebab ada beberapa kawan yang saya kenal dan cukup sering berinteraksi, ternyata tidak jujur terhadap lingkungan sekitar. Sementara terlihat kawan tersebut selalu berbicara mengenai hal-hal baik akan dirinya, nyatanya realisasi tak sesuai dengan yang terucap di lidah. Memang lidah itu tak bertulang bukan?
Ketika orang tua mengajarkan kita akan pentingnya kejujuran, maka sudah selayaknya sebagai anak, kita meneruskan apa yang diajarkan oleh orang tua. Menjadi jujur di tengah gempuran orang tak jujur itu sepertinya berat, namun jika sudah memiliki tekad kuat, godaan sebesar apapun tidak akan menjadikan diri ini goyah.