Mohon tunggu...
Maria Tanjung Sari
Maria Tanjung Sari Mohon Tunggu... Human Resources - Blogger aktif. Untuk kerja sama bisa email di titikterang751@gmail.com

Seorang blogger Surabaya yang terbiasa menulis di www.santaisore.com Senang menulis mengenai dunia HRD, suka mengamati perilaku sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cara Bijak agar Tak Terjebak FOPO (Fear of Other People's Opinion)

18 Desember 2023   06:32 Diperbarui: 20 Desember 2023   15:41 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Fear of Other People's Opinion | Freepik via kompas.com)

Setelah FOMO. Terbitlah FOPO. Istilah apa lagi nih di masyarakat kita? 

Dulu saya pun baru paham apa itu istilah FOMO (Fear of Missing Out) setelah banyak peristiwa dicontohkan di media sosial. Lagi-lagi saya belajar dari media sosial.

FOMO sendiri merupakan sebuah kekhawatiran ataupun ketakutan yang dialami seseorang apabila melewatkan sesuatu hal atau peristiwa. Misalnya saja sekarang sedang trend gadget keluaran terbaru yang harganya selangit, dimana hampir sebagian besar masyarakat menggunakan gadget tersebut. Karena tidak mau kehilangan moment, akhirnya kita ikut-ikutan membeli gadget tersebut walau sebenarnya gadget lama pun masih ada dan berfungsi layak.

Jadi baru-baru ini di media sosial TikTok sedang trending VT mengenai barang istri dan barang suami, antara lain gadget, kaca mata, dompet, sandal, parfum bahkan sampai tas yang digunakan sehari-hari. Meski hanya sebuah konten namun begitu terkejut juga saya ketika melihat para pemilik akun TikTok tersebut ternyata mayoritas merupakan gen Z yang mudah sekali “terserang” FOMO.\

Hal ini dibuktikan pengakuan mereka sendiri di status VT TikTok bahwa mereka harus membeli gadget keluaran terbaru, meskipun harganya menurut ukuran saya mahal sekali.

Credit Photo: Freepik
Credit Photo: Freepik

Itu salah satu bentuk FOMO di masyarakat kita. Lalu saat ini saya mendapatkan istilah baru yaitu FOPO yang memiliki kepanjangan Fear of Other’s People Opinion atau takut terhadap penilaian orang lain. Waduh semakin banyak saja istilah yang menyangkut kesehatan mental ini di masyarakat.

Kalau takut terhadap opini atau penilaian orang lain, tentunya hidup kita jadi serba salah deh. Punya sepeda motor butut nanti dirasani (diomongin) oleh tetangga kiri kanan. Daripada malu dengan omongan tetangga, akhirnya kita rela  merogoh kocek atau menyicil demi membeli sepeda motor baru. Iya kalau budgetnya ada. Kalau tidak ada dana membeli kendaraan baru, apa kiita harus memaksakan diri demi bisa terhindari dari penilaian orang?

Begitu juga ketika kita ingin mengunggah foto di media sosial, lalu follower mengomentari berbagai foto tersebut. Yang lebih mengerikan jika salah satu follower kita merupakan kerabat dekat yang suka stalking keseharian melalui akun media sosial. 

Ketika komentar ditulis dimana berisi kritikan, sementara kita tidak siap untuk menerima kritikan tersebut dan bersikap FOPO, yang ada justru kita akan selalu posting sesuai tuntutan orang lain.

Jangan takut dinilai jelek ketika kalian posting di media sosial. Jangan takut ketika harus makan di kaki lima lalu diposting di media soaial. Bahkan ketika kalian ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, jangan takut dengan jurusan yang dipilih. Jika jurusan tersebut dianggap tidak populer dan prospektif dalam mendapatkan pekerjaan, maka kalian harus tunjukkan dengan prestasi agar bisa mematahkan penilai orang-orang di sekitar.

Menurut saya, justru keberanian kalianlah yang menunjukkan jati diri sebenarnya, tanpa perlu khawatir dengan penilaian orang lain.

Cara Bijak Agar Tak Terjebak FOPO

Sebagai manusia, kita yang paling tahu tentang diri sendiri. Kita yang paling tahu mengenai kemampuan diri sendiri baik itu kemampuan secara finansial, pendidikan dan juga kemampuan sosial. Jangan sampai karena ingin menuruti penilaian orang lain, kita tidak menjadi diri sendiri bahkan cenderung memaksakan kemampuan.

Berikut sedikit tips dari saya agar tidak terjebak ke dalam FOPO:

Jadi diri sendiri

Kalau semua perkataan orang lain terhadap diri kita selalu diambil hati, lalu kapan ada ruang untuk berekspresi? Selalu mengikuti semua penilaian atau opini orang lain akan menjadikan kita kehilangan jati diri.

Kuatir dengan penilaian orang lain boleh-boleh saja terjadi, namun jangan sangat mengganggu keseharian kalian. Jangan terjebak dengan segala penilaian orang lain.

Selalu lakukan evaluasi terhadap diri sendiri

Bukan berarti penilaian orang lain itu hanya karena mereka julid dan sirik kepada kalian. Bisa jadi orang lain tersebut peduli sehingga memberikan opini mereka. Ada baiknya kita melakukan introspeksi manakala memang dirasa ada yang tidak tepat dalam diri ini.

Namun tidak serta merta kita menjadi FOPO hanya karena melakukan evaluasi diri. Sebagai manusia dewasa pastinya kita sudah bisa memilah mana penilaian orang lain yang sifatnya membangun, dan penilaian orang lain yang sifatnya menjatuhkan mental.

Pilih pertemanan yang selalu support

Point ketiga mungkin salah satu factor terpenting. Ketika kita berada di circle pertemanan yang positif maka tidak perlu khawatir dengan penilaian orang lain. 

Teman yang baik adalah yang selalu ingin berusaha bertumbuh bersama menuju ke arah yang lebih baik, bukannya selalu memberi kritik maupun penilaian dimana sifatnya menjatuhkan.

Semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun