Mohon tunggu...
Maria Tanjung Sari
Maria Tanjung Sari Mohon Tunggu... Human Resources - Blogger aktif. Untuk kerja sama bisa email di titikterang751@gmail.com

Seorang blogger Surabaya yang terbiasa menulis di www.santaisore.com Senang menulis mengenai dunia HRD, suka mengamati perilaku sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Budaya Kerja yang Tidak Boleh Ada di Sebuah Perusahaan

25 November 2023   18:43 Diperbarui: 25 November 2023   18:50 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah kalian jika setiap perusahaan memiliki budaya kerjanya masing-masing. Saya pun akhirnya bisa menyimpulkan seperti apa sih budaya kerja yang sebaiknya tetap dilestarikan, dan budaya kerja yang harus dibuang jauh-jauh karena efek negatifnya. 

Diskusi dan tukar pikiran bersama teman-teman yang juga bekerja, meskipun kami berasal dari latar belakang pekerjaan yang berbeda, membuat saya banyak mendapat cerita tentang pengalaman teman di lingkungan kerjanya. Tentunya pengalaman di masing-masing kantor bisa menjadi rujukan bagi kami bagaimana bersikap ke depannya terhadap lingkungan kerja sendiri.

Budaya kerja merupakan nilai yang dimiliki oleh suatu perusahaan serta dijalankan oleh seluruh karyawan di dalamnya. Setiap perusahaan memiliki karakteristik budaya kerjanya masing-masing. 

Tentu saja setiap karyawan menginginkan budaya kerja positif di perusahaan tempatnya bekerja, sehingga mereka akan merasa nyaman bekerja dan mampu mengaktualisasikan diri di tempat kerja. Dengan begitu harapan ke depannya adalah karyawan bisa bekerja sebaik mungkin dan berharap mendapat promosi jabatan suatu saat kelak.

Namun dalam hidup ini, ada sisi positif dan negatif dari segala hal. Termasuk juga hal yang berkaitan dengan budaya kerja perusahaan. Bersyukur bagi kalian yang bekerja di perusahaan yang menganut budaya kerja positif dan selalu bertumbuh ke arah yang lebih baik lagi.

Tak jarang dan tanpa disadari bahwa mungkin ada beberapa lingkungan kerja yang ternyata di dalamnya tanpa sengaja menerapkan budaya kerja negatif, dimana dampaknya bisa berpengaruh kepada kinerja para karyawan itu sendiri.

Budaya Kerja Negatif yang Harus Dibuang Jauh-Jauh

Tahun berganti tahun dalam sebuah perusahaan pastinya mengharuskan merekrut karyawan baru. Hal ini disebabkan karena adanya turn over karyawan, atau bisa juga karyawan lama yang sudah waktunya pensiun. Bergantinya karyawan bisa jadi salah satu faktor penyebab budaya kerja di sebuah perusahaan juga berubah. 

Selain budaya kerja diterapkan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan, bisa jadi para karyawan sendirilah yang menciptakan budaya kerja tersebut. 

Jika budaya kerja positif tentu akan sangat baik sekali outputnya bagi perusahaan dan karyawan yang bersangkutan. Lalu bagaimana jika tanpa sadar budaya kerja negatif yang justru tercipta di lingkungan kerja tersebut?

Berikut budaya kerja negatif yang seharusnya tidak ada dalam sebuah perusahaan

1. Selalu Datang Terlambat ke Kantor

Biasanya sebuah perusahaan menetapkan aturan mengenai batas toleransi keterlambatan pada seluruh karyawan. Semua tergantung kebijakan masing-masing perusahaan. 

Ada yang toleransi 10 menit keterlambatan dari jam kehadiran resmi, atau juga 15 menit toleransi keterlambatan. Tentu saja karyawan akan sangat terbantu dengan adanya toleransi keterlambatan tersebut. Namun jangan sampai adanya toleransi membuat seluruh karyawan datang selalu mepet waktu.

Sering datang terlambat ke kantor tanpa disertai alasan yang jelas menjadi budaya kerja negatif yang tidak boleh ada di sebuah perusahaan. Apalagi jika alasan tersebut cenderung dibuat-buat. 

Sehari, dua hari, mungkin karyawan lain masih bisa memahami. Namun apa yang akan terjadi jika beberapa karyawan hampir tiap hari datang terlambat ke kantor? Tentunya akan menimbulkan pergunjingan serta rasa iri karyawan lainnya.

Kalau hanya pergunjingan sih tidak masalah ya asal si pelaku yang suka datang terlambat tahan mental saja. Lalu bagaimana apabila budaya terlambat tersebut diikuti oleh karyawan lain yang awalnya merupakan karyawan yang disiplin? Tentu akan merugikan perusahaan. 

Jika perusahaan itu profesional, maka akan ada aturan tegas yang memberi sanksi kepara para karyawan yang suka datang terlambat. Namun bagaimana jika itu perusahaan keluarga, dimana hanya kesadaran nurani saja yang dibutuhkan dalam mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif.

2. Terjadi Persaingan yang Tak Sehat Antar Karyawan

Kompetisi itu sah-sah saja sifatnya asalkan untuk hal yang positif. Misalnya saja ketika perlombaan 17an dalam rangka Hari Kemerdekaan Indonesia, selalu ada lomba di kampung untuk memeriahkan. Dalam setiap lomba selalu ada kompetisi atau persaingan yang diharapkan seluruh peserta bisa bersaing secara sportif, sehingga nantinya akan keluar pemenang berdasarkan penilaian yang adil.

Sama juga ketika kita bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan, tentunya setiap dari kita ingin menampilkan kinerja terbaik di hadapan pimpinan perusahaan. Namun jangan sampai karena ingin menampilkan kinerja terbaik, lantas kita harus menyikut rekan kerja sendiri. Tentu hal itu bukan kompetisi yang sportif.

Tunjukkan kompetensi kalian sebagai karyawan dengan menyelesaikan tugas serta tanggung jawab sesuai porsinya. Tidak perlu sikut sana, sikut sini hanya demi mendapat pujian dari pimpinan perusahaan atau kepala divisi.

3. Saling Menggosip Satu Sama Lain

Sebagai contoh, si A dan B bergosip tentang C yang selalu diajak kepala divisi menyelesaikan project di kantor. Ternyata si C juga suka mengadu kepada kepala divisi mengenai si A yang sering datang terlambat ke kantor. Begitu seterusnya yang terjadi di kantor dimana selain persaingan tidak sehat, juga antar karyawan saling bergunjing menjelekkan satu sama lain.

Kalau setiap dari karyawan saling bergosip dan memberikan pengaruh buruk, bagaimana mungkin perusahaan akan berkembang ke arah yang lebih baik dan bagaimana mungkin sumber daya manusia akan jadi lebih berkualitas di tempat kerja. Semua orang saling mencari kesalahan satu sama lain, bukannya maju dan bertumbuh bersama.

Bukankah lebih baik karyawan tumbuh bersama dalam satu payung perusahaan sehingga diharapkan karyawan akan menjadi sejahtera untuk masa depan mereka.

Penutup

Sebaiknya manajemen perusahaan bisa peka, apabila di dalam sebuah perusahaan ternyata ada budaya kerja negatif yang dilakukan oleh sebagian karyawan. Tindakan pencegahan pun harus dilakukan sebelum budaya kerja negatif itu makin bersarang ke mental setiap karyawan. 

Bila perlu berikan teguran bahkan sanksi kepada karyawan yang kedapatan menerapkan budaya kerja negatif tersebut. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sehingga perusahaan pun dapat bertumbuh ke arah yang lebih baik.

Semoga bermanfaat.

Referensi:

https://www.nestle.co.id/kisah/pengertian-dan-jenis-budaya-kerja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun