Berbicara mengenai kuliner bakso, maka bisa dibilang makanan yag satu ini dapat kita makan di segala cuaca, entah itu di musim kemarau maupun musim penghujan sekalipun. Suami saya termasuk penggila bakso dan mie ayam. Jika ada gerobak kaki lima, warung makan, bahkan sekelas rumah makan yang menjual bakso, maka dia pasti akan bergegas mencobanya. Tak terhitung sudah berapa bakso dari pedagang yang berbeda yang sudah dibeli oleh suami.
Selain harganya yang cukup terjangkau, bakso dapat kita makan bersama nasi juga, sehingga tak hanya berfungsi untuk kudapan di waktu lapar saja, namun bakso dapat kita jadikan sarapan, makan siang bahkan makan malam. Pada sebagian orang lebih senang memakan bakso dengan lontong, ketimbang nasi. Ini sih berkaitan dengan selera saja, tapi kalau saya pribadi makan bakso saja tanpa nasi dan lontong sudah nikmat sekali.
Menurut Wikipedia, bakso merupakan makanan Indonesia yang berupa bola daging yang terbuat dari campuran daging giling dan tepung tapioka. Ketika menyajikan, bakso dihidangkan dengan kuah kaldu sapi yang hangat dan tentu saja bisa ditambahkan camuran lain seperti siomay, tahu putih dan juga pangsit goreng. Jangan lupa untuk menambahkan taburan bawang goreng dan irisan daun bawang untuk menambah cita rasa pada bakso itu sendiri.
Surabaya bisa dibilang salah satu kota "surga"nya bakso. Banyak hidangan bakso yang dijual dengan keunikan masing-masing. Berikut 3 Bakso Nusantara yang ada di Surabaya:
1. Es Teler Tanjung Anom dan Bakso Daging Sapi
Saya pertama kali makan bakso daging sapi di jalan Tanjung Anom ketika tahun 2013-an bersama suami. Kala itu saya belum mengenal dunia blogging sehingga tak ada ide untuk mengambil foto hidangan bakso yang saya makan. Waktu itu saya dan suami sedang berjalan-jalan ke BG Junction, salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya. Kami menggunakan angkutan umum atau yang lazim disebut bemo di Surabaya. Pulang dari BG Junction, kami mampir ke Es Teller Tanjung Anom untuk makan siang bakso di sana.
Sebenarnya bakso di jalan Tanjung Anom ini jadi satu dengan es teller dan nama yang lebih dikenal adalah Es Teller Tanjung Anom. Namun banyak warga Surabaya yang sering datang ke Es Teller Tanjung Anom itu juga untuk makan bakso daging sapinya. Menurut saya rasa daging di dalam baksonya sangat terasa dan lebih banyak dibanding campuran tepungnya. Ukuran baksonya juga besar dan tentu saja harganya sebanding dengan ukuran bakso, hehehe.Â
2. Bakso Daging Sapi Pak Sabar di Jalan Raya Manyar
Banyak bakso dengan nama bakso Pak sabar yang dijual di Surabaya. Namun di jalan Raya Manyar, dekat kantor saya, terdapat bakso yang ramai dikunjungi oleh warga Suroboyo. Namanya adalah Bakso Pak Sabar. Yang menjadikan bakso ini unik adalah gorengan yang berbentuk bulat dan ketika digigit mirip dengan kacang pilus.Â
Bakso Pak Sabar terdiri dari pentol besar dan kecil, serta gorengan yang dibentuk bulat-bulat. Gorengan yang bulat-bulat itu apabila kita gigit akan terdengar krenyes.Â
3. Bakso Pak War
Saya dapat rekomendasi Bakso Pak War ini dari teman yang biasa cangkruk bersama ibu-ibu ketika habis mengantar anak mereka sekolah. Maklumlah ya, emak-emak paling seru kalau berburu kuliner. Bakso Pak War merupakan kuliner bakso di pagi hari yang selalu membuat pembelinya rela antri menunggu. Lokasinya di jalan Manyar Kertoarjo gang 3 Surabaya.
Bakso Pak War memiliki keunikan yaitu bakso ini bisa ludes terjual dalam waktu kurang lebih 3 jam saking larisnya. Seperti bakso yang dijual pada umumnya, Bakso Pak War menjual pentol bakso kasar, pentol bakso halus, tahu, siomay dan gorengan. Kalian tinggal request ke Pak War sesuai selera saja. Pembeli diberi kebebasan untuk meracik sendiri saus sambal, kecap, seledri, perasan jeruk nipis dan juga bawang goreng. Kalian bisa ambil sesuai selera lho!