Berbicara mengenai kisah inspiratif yang saya dengar selama bulan Ramadan ini, tentunya tak jauh-jauh dari lingkungan sekitar, entah itu dari teman kerja ataupun tetangga dimana kami bisa dibilang saling berinteraksi setiap hari.
Meskipun interaksi dengan tetangga paling hanya dilakukan ketika membuka pagar hendak pergi kerja, namun saling sapa dan senyum dengan mereka sudah bisa dikatakan berinteraksi.
Lalu dengan teman kerja pun demikian. Tak melulu saya dan teman kerja membahas mengenai tanggung jawab pekerjaan di kantor, namun ada kalanya kami saling bercerita mengenai kondisi keluarga atau hanya sekadar curhat.
Biasanya saya menjadikan cerita hidup teman kantor dan peristiwa di lingkungan tetangga sebagai kisah inspiratif yang akan membuat saya lebih bersyukur menjalani hidup ini.
Mengapa sih kita sebaiknya menjadikan peristiwa di lingkungan sekitar sebagai kisah inspiratif, berikut alasannya menurut saya:
1. Sebagai muhasabah diri
Ketika mendengar teman kerja memiliki anak yang sedang sakit, dan dia harus bekerja keras untuk mendapatkan uang demi pengobatan anaknya, maka disitulah saya bersyukur bahwa Allah SWT masih memberikan rezeki yang cukup untuk hidup.
Cerita teman yang memiliki anak sakit merupakan sarana bagi saya untuk selalu melakukan instrospeksi atas dosa yang mungkin selama ini telah dilakukan. Terlebih bulan Ramadan merupakan bulan yang paling tepat untuk memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa yang telah kita lakukan sepanjang hidup ini.
Bahwa saya harus lebih bersyukur lagi dengan segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT serta tidak mudah mengeluh apabila diberi ujian hidup. Mengeluh itu wajar bagi seorang manusia. Siapa sih yang tidak ingin kehidupannya mulus-mulus saja. Namun bukankah Allah SWT ingin menguji kadar keimanan hambanya dengan memberi cobaan hidup.
Bukan hanya satu orang teman yang sedang memiliki ujian dalam hidupnya, namun saya punya teman lain yang juga sedang berjuang untuk mendapatkan keturunan. Dan atas kuasa Allah SWT, di bulan Ramadan tahun ini, teman saya sedang hamil dan bersiap untuk kedatangan buah hati selama 8 bulan ke depan, setelah 9 tahun penantian dalam pernikahannya.
Dari sini saya belajar bahwa sebagai manusia kita harus sabar dalam menyikapi ketentuan dari Allah SWT. Ketentuan itu dapat berupa berbagai macam peristiwa, seperti sakit yang tak kunjung sembuh, kesulitan finansial yang menghimpit, masalah keluarga dan masih banyak lagi ujian dalam hidup ini.
2. Melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar
Dengan kisah teman yang sedang membutuhkan biaya besar untuk pengobatan anaknya, maka tentu saya merasa terpanggil untuk membantunya walau hanya dalam hal kecil saja.
Bantuan tidak melulu berbentuk uang, support untuk teman dalam menghadapi ujian hidupnya juga bisa dikatakan bantuan. Namun jika memiliki rezeki lebih pun akan saya bantu dalam hal finansial. Saya ingin membantu teman yang kesusahan sebagai wujud kepekaan terhadap lingkungan sekitar.
Kepekaan sosial terhadap lingkungan sekitar bisa kita wujudkan dengan bersedekah ke panti asuhan yang membutuhkan misalnya. Atau dengan melariskan dagangan para penjual takjil yang kebetulan berjualan di sekitar rumah kita.Â
Menjadi perantara rezeki untuk orang-orang yang berdagang tentu akan memberi kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Apalagi di Surabaya sering hujan beberapa hari ini, sehingga otomatis banyak orang menahan diri untuk pergi ke luar rumah membeli takjil. Para pedagang yang menjual takjil kemungkinan akan mengalami penurunan omzet dagangan mereka. Tak ada salahnya kita bantu melariskan dagangan mereka. Toh, tidak setiap hari juga kita mengeluarkan uang untuk jajan makanan kan.
Penutup
Saya belajar untuk selalu mengambil hikmah dari tiap peristiwa yang dialami, meskipun mungkin itu berupa curhatan dari teman atau kerabat dekat. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini, termasuk ketika kita mendengar keluh kesah dari orang-orang terdekat. Kisah inspiratif sejatinya banyak sekali kita dapatkan dalam hidup ini, terlebih jika kita berkenan untuk peka terhadap lingkungan sosial sekitar.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H