Adakah pembaca Kompasiana yang saat ini sedang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi sambil bekerja?
Jika ada, maka saya ucapkan selamat karena bisa dibilang Anda pribadi yang tangguh dan berani mengambil tantangan.
Tantangan bekerja sambil kuliah menurut saya cukup sulit nih karena artinya Anda harus membagi waktu di antara keduanya dan itu tidak mudah lho. Walau Anda mengambil kelas karyawan sekalipun yang biasanya dilakukan perkuliahan pada malam hari.
Biasanya yang saya ketahui, orang bekerja pada siang hari lalu mengambil kuliah di malam harinya. Mungkin juga bisa kebalikannya.
Memang di masa pandemi saat ini perkuliahan bisa dilakukan secara online, sehingga bagi Anda yang bekerja kantoran pun tidak terlalu dipusingkan apabila bentrok antara kepentingan bekerja dan kuliah.
Mengapa sih seseorang berani mengambil langkah kuliah sambil bekerja, berikut alasan yang masuk akal:
Baru memiliki cukup dana untuk kuliah
Saya pernah bertemu dengan kategori pertama ini yaitu individu yang memberanikan diri untuk kuliah di saat sudah memiliki dana. Tentu saja dana yang diperolehnya adalah dari bekerja.
Biasanya individu yang baru memiliki dana untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi akan terbagi fokusnya dalam membiayai kehidupan sehari-hari dengan membiayai pendidikannya di kampus.
Individu seperti ini harus pintar-pintar mengelola keuangannya agar tidak bentrok antara kebutuhan hidup dan pendidikan. Tapi menurut saya pribadi di saat Anda sudah bekerja dan ingin kuliah, segera realisasikan rencana tersebut.
Hal ini dikarenakan biaya pendidikan dari tahun ke tahun akan mengalami kenaikan. Jika menunggu sampai uang tabungan cukup maka seolah-olah Anda seperti menabur garam di lautan alias tidak akan pernah terkumpul.
Ada tuntutan dari perusahaan tempat seseorang bekerja mengenai gelar akedemisi
Biasanya nih seseorang yang sudah mapan bekerja namun memutuskan untuk berkuliah dikarenakan ada tuntutan dari kantor tempat dia bekerja. Misalnya saja standar pendidikan di kantornya minimal S1, sudah bukan SMA. Atau juga misalnya jika sudah menamatkan pendidikan S2 maka seorang karyawan akan mendapat insentif tambahan di kantornya.
Alasan-alasan tersebut di atas tentu menjadikan seseorang termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Saya rasa hal tersebut wajar saja sih, orang mana yang tidak tergiur dengan tawaran yang member peluang lebih baik. Selagi bisa kita usahakan, why not!
Lagipula pendidikan itu investasi untuk diri kita sendiri lho, walau misal ijazah kita tak terpakai di perusahaan tempat kita bekerja, namun setidaknya dapat memberi peluang di tempat lain.
Lagi-lagi, tuntutan lingkungan sekitar
Sepertinya sebagian besar hidup kita selalu dinilai oleh orang lain deh. Coba saja perhatikan ketika datang ke pertemuan keluarga, reuni dan pertemuan lainnya maka salah satu yang ditanya pertama kali adalah, “kuliah di mana?”
Nah, kalau sudah ditanya begitu, maka berapa persen sih dari kalian yang woles alias masa bodoh? Tentu ada saja yang baper dengan penilaian lingkungan sekitar apabila tidak kuliah.
Di masyarakat kita standar pendidikan masih dijadikan sebagai salah satu gengsi. Namun tidak ada salahnya juga kita berkuliah demi mendapatkan ilmu yang lebih bermanfaat.
Saran saya jika kalian mampu secara finansial untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi maka lakukanlah!
Tips Lancar Kuliah Sambil Bekerja
Lalu, bagaimana sih agar kegiatan antara kuliah dan bekerja dapat berjalan seirama tanpa ada gangguan? Berikut tips sederhana dari saya.
Punya Niat yang Kuat Ketika Memutuskan Kuliah Sambil Kerja
Jangan niat itu hanya semangat di awal namun kendor di akhir. Apalagi ketika sudah sampai ke tahap penulisan skripsi dan kalian takut dengan dosen pembimbingnya. BIG NO kalau saya!
Niat yang kuat ketika ingin kuliah sambil bekerja harus berkobar dari awal pendaftaran kuliah sampah lulus kuliah bagi saya itu suatu keharusan.
Jadi saya punya cerita mengenai teman yang drop out kuliah hanya karena jiper dengan dosen pembimbing saat pengajuan proposal demi lanjut ke skripsi.
Di awal memutuskan untuk berkuliah, teman saya ini sangat bersemangat apalagi kampusnya merupakan salah satu kampus swasta terbaik yang ada di Surabaya.
Jurusan yang dipilihnya tak tanggung-tanggung adalah jurusan Teknik. Dia pun rela mengeluarkan biaya kuliah yang kalau ditotal sampai terakhir dibayar bisa mencapaia hampir 50 juta rupiah! Duh jumlah yang fantastis sih kalau saya karena biaya kuliah S1 akan naik dari tahun ke tahun pastinya.
Namun ternyata ending dari kuliah teman saya itu sangat menyedihkan. Dia hanya membuang uang senilai hampir 50 juta rupiah dan tidak ingin meneruskannya. Penyebabnya sangat sederhana sih menurut saya, teman saya ini takut dengan dosem pembimbingnya karena tema proposal penelitiannya ditolak beberapa kali.
Kalau saja jadi dia , kan saya kejar itu dosen dan terus lakukan pendekatan agar proposal skripsi saya diterima.
Bagi saya, semua bisa dinegosiasikan asal dengan cara yang baik dan argumentasi yang masuk akal.T ema proposal ditolak? Ganti tema dengan lainnya, minta saran dosen dan lain sebagainya, jangan mundur begitu saja.
Buat Jadwal Agar Kuliah dan Kerja Tidak Saling Bentrok
Mungkin jika kita bicara kuliah sambil kerja di tahun 2021 ini, saya rasa tidak akan terlalu rumit untuk dipikirkan.
Hal ini dikarenakan segala sesuatunya bisa menjadi fleksibel asal ada komunikasi dua arah antara dosen dan kita sebagai mahasiswanya.
Banyak di luar sana karyawan yang berhasil lulus menjadi seorang sarjana di tengah-tengah kesibukannya bekerja.
Usahakan dari awal Anda berterus terang kepada dosen kalau bekerja sehingga ada kesepakatan mengenai jadwal kuliah.
Saya rasa jika kita memilih kelas karyawan di perkuliahan, maka tidak ada masalah dengan yang namanya jadwal.
Sisihkan Budget Sampai Lulus Kuliah
Sedari awal ketika memutuskan untuk kuliah, dana merupakan factor yang sangat penting. Hal ini dikarenakan Anda harus membayar SPP setiap semester, uang pendaftaran, uang gedung, beli buku, uang wisuda dan segala macam pengeluaran lainnya.
Saya sarankan Anda membuat list daftar apa saja yang harus dibayar selama kurang lebih 4 tahun berkuliah. Hal ini bertujuan agar Anda bisa menabung di saat mendapat Tunjangan Hari Raya misalnya untuk membayar biaya kuliah.
Pada akhirnya niat saja tidak cukup ketika kita ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi apabila tidak ada dananya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H