Mohon tunggu...
MARIA STELLA VITA MAHARANI
MARIA STELLA VITA MAHARANI Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Suka ngemil

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bangun dan Terus Maju

24 Januari 2024   22:58 Diperbarui: 24 Januari 2024   23:15 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berisik, ramai seperti di pasar. Suasana kelas sangat gaduh dan penuh kebisingan. Semuanya bersuara dan tidak ada yang mau mengalah. Aku hanya diam di bangku ku sambil menaruh kepala diatas meja dan hanya memikirkan

 "Duh, perut udah laper banget mana istirahat masih lama lagi. Kira kira nanti makan apa ya? Tahu bakso enak kali" Isi pikiran ku saat itu.

Ditengah situasi yang gaduh, Bu Lala masuk ke kelas dengan buku-buku di tanganya. Seketika para murid pun panik dan kelas menjadi sunyi. Para murid memberi salam  lalu Bu Lala mulai menjelaskan kegiatan kita para hari ini.

"Pagi anak-anak, project P5 kita kali ini adalah membuat sebuah pementasan yang nantinya akan kita tampilkan pada saat lustrum sekolah kita, dan kelas XF mendapatkan Pulau Kalimantan untuk dipentaskan" Ujar Bu Lala.

"Hah! Pementasan?" Kami semua terkejut karena ini adalah hal baru bagi kami. Akan sulit bagi kami untuk menyatukan seluruh anggota kelas. Mau bagaimana pun, kami harus tetap menjalankan tugas yang di berikan. Kami mulai bertukar ide satu sama lain dan banyak ide-ide cemerlang dari teman-teman.

"Gimana kalo kita menampilkan teater dan tarian asal Kalimantan aja guys, pada setuju ga nih?" Ujar salah satu temanku, Jingga.

"Wah boleh tuh Jing, aku setuju" Jawab ku mendengar saran Jingga. Teman-teman yang lain juga setuju dengan Jingga, maka dari itu kami memutuskan untuk menampilkan teater dan tarian asal Kalimantan.

Di hari itu juga kami mulai membagi peran masing-masing. Ada yang bekerja di depan layar dan di belakang layar. Meskipun begitu, kami semua sangat antusias dalam project P5 kita kali ini. Jam pelajaran pun selesai. Bu Lala keluar dari kelas dan para murid memberi salam kepada Bu Lala. 

Pada mulanya semua berjalan dengan baik. Semuanya bekerja keras dan antusias. Seiring berjalanya waktu, kondisi mulai tak terkendali. Banyak yang sudah mulai malas bekerja dan lupa akan tugasnya. Disaat teman-teman yang lain sibuk bekerja, Aksa dan Bagas malah sibuk dengan gadget mereka. 

"Aksa! Tembak itu tembak! " Mereka berdua hanya bermain game tanpa memikirkan teman-teman yang lain. 

Hal itu membuat teman-teman lain kesal, terutama Jingga yang bekerja satu tim bersama mereka.

"Aksa! Bagas! Ayo kerja dong, jangan cuma main game doang!" Kesal Jingga sambil berteriak kepada Aksa dan Bagas.

"Santai dong Jing, ini udah mau selesai mainya, sekali lagi deh terakhir ini" Saut Aksa yang masih memegang gadgetnya. Mendengar ucapan Aksa, Jingga pun merasa kesal dan mulai naik pitam. 

"Dari kemarin kalo disuruh kerja malah main game terus, pikirin juga dong tanggung jawabmu!" Teriak Jingga kepada Aksa dan Bagas sambil memukul meja.

"Loh, kamu juga marah-marah terus dari kemarin kenapa sih? Berisik tau ngga, udah itu kerjakan saja tugas mu tidak usah ngurusin orang lain". Ujar Bagas dengan nada yang mulai meninggi. Situasi saat itu mulai memanas, mereka saling beradu mulut dan saling menjatuhkan. Teman-teman yang lain berusaha untuk melerai mereka dan pada akhirnya mereka berhasil dipisahkan.

"Baik kalo gitu kalian kerjakan saja sendiri semuanya!" Jingga berteriak sambil berjalan kesal keluar dari kelas. Dia merasa tidak dihargai oleh Aksa dan Bagas, maka dari itu Jingga merasa kesal kepada Aksa dan Bagas.

Disaat itu seketika suasana kelas menjadi hening. Teman-teman yang lain merasa kebingungan bagaimana cara  untuk menenangkan Jingga, Aksa dan Bagas. Namun, ditengah-tengah itu Fani mencoba untuk menguatkan kami.

"Ayo guys kita harus kompak. Kita tidak akan berhasil kalo kita tidak solid. Aku tau kita semua lelah, tapi kita bakal kuat kalau kita terus bersama" Ucapan Fani membuat kami menjadi termotivasi. Kami sadar bahwa kami harus tetap bersatu apapun masalah yang kami hadapi. Aksa dan Bagas merasa bersalah kepada Jingga, mereka segera menghampiri Jingga dan meminta maaf kepadanya. Jingga menganggukan kepala sambil tersenyum lembut. Jingga sudah memaafkan mereka asal mereka mau berubah dan mau maju bersama. Kami pun kembali bersatu dan berlatih kembali untuk menampilkan yang terbaik. 

Tibalah hari yang sudah kami nanti-nantikan. Pendopo dipenuhi dengan murid-murid kelas lain dan para guru. Terdapat juga tamu undangan dari berbagai sekolah yang hadir ke peringatan lustrum. Semua tim bersiap-siap untuk menampilkan yang terbaik. Dan tibalah saat nya kami untuk tampil. Semua teman-teman merasa gugup, begitu juga dengan aku. Kulihat raut wajah mereka dari pinggir panggung, terlihat sangat menegangkan. Namun kami saling menguatkan satu sama lain sehingga kami percaya kami bisa menampilkan yang terbaik. 

"Mari kita sambut penampilan dari kelas XF yang akan menampilkan budaya dari Kalimantan, berikan tepuk tangan yang meriah!" MC pun menyambut kami dengan penuh semangat. Kami tampil dengan penuh semangat dan semua tim bekerja dengan baik. Usaha kami selama ini tidak sia-sia. Penampilan kami mendapat banyak pujian dari teman-teman. Dari pertunjukan kami ini yang kami nikmati bukan hanya hasilnya saja, namun proses di baliknya. Ada banyak suka dan duka yang kami rasakan bersama. Hal itu lah yang membuat kita kuat dan bersatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun