Mohon tunggu...
Maria Soraya Az Zahra
Maria Soraya Az Zahra Mohon Tunggu... -

Spesialis Transkriptor Verbatim | Blogger di www.mariasoraya.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Anak 3,5 Tahun Terima Rapor dari PAUD

22 Desember 2017   00:56 Diperbarui: 22 Desember 2017   01:26 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertengahan November 2017. "Bu, jangan lupa ya Desember anak-anak akan ada ulangan dan penerimaan rapor," tulis Sekretaris Komite di Whatsapp Group PAUD Srikaya. Langsung rame deh grupnya. Apalagi ketika Sekretaris menyebutkan ada beberapa hal yang harus diselesaikan untuk mengambil rapor. Maksudnya, biaya ini dan itu.

Dan, hari ini tanggal 21 Desember 2017, bertempat di PAUD Srikaya Lebak Bulus Jakarta Selatan para Ibu datang bersama anaknya untuk mengambil rapor. Bunda Ari sempat memberikan kata pembuka sebelum sesi pengambilan rapor dimulai. Wali murid menyimak dengan duduk lesehan. Kue dan cemilan ditempatkan di tengah-tengah ruangan, sehingga wali murid bisa nyemil cantik sembari menunggu namanya dipanggil. Anak-anak asyik bermain tak jauh dari orang tuanya. 

Tepat, giliran saya dipanggil terakhir. Saya sempat bersalaman dengan Bunda Ani, tersenyum sambil bertanya "Ini beneran bagi rapor ya Bunda ? Berasa cepet banget ya, kayaknya kemarin baru masuk." Bunda Ani terkekeh. Yaiya masa boongan sih buk ... buk. 

Flashback sebentar ya ...

Desember 2016, saya lagi galau punya anak lanang usia 24 bulan yang udah mulai suka dikasih kegiatan dan saya kehabisan ide. Sebenarnya bukan kehabisan ide tapi budget untuk bebikinan ala-ala montessori itu lumayan juga. Seminggu sekali atau dua kali ke playground di mall sekitaran Depok pun lumayan juga biayanya. Iya bayar Rp 25,000 sepuasnya buat main di playground, tapi kan ada biaya lain. 

Mada gak doyan jajan semacam cilok dan sodara-sodaranya. Tapi, dia doyan jus dan nasi goreng. Biarpun udah bawa bekal dari rumah ya liat warung jus pasti Mada mau. Pokoknya, sekali datang ke playground mall kudu bawa hepeng merah nan licin itu.

Dengan dukungan dan paksaan dari Mamah saya (Eyangti Mada), saya pun mengkuatkan tekad untuk memasukkkan Mada ke PAUD. Hunting PAUD sekitaran Depok dimulai tapi hasilnya gak sreg. 

Dari segi biaya kemahalan atau ya guru-guru PAUD-nya kurang 'penyayang'. Akhirnya, pilihan jatuh ke PAUD Srikaya Lebak Bulus yang lokasinya dekat bengkel Pak Suami. Saya masuk di bulan Januari 2017. Kurang tepat sih, karena kelas udah masuk semester dua. Gak apa deh, yang penting Mada punya kegiatan dan teman. Hari pertama masuk PAUD, Mada pakai kemeja kotak dan bretel. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Jumlah anak yang belajar ada 20 orang. Ketika saya datang 12 anak gak masuk. Saya sempat bingung seisi kelas PAUD kok anaknya gede-gede. Ternyata usia mereka memang sudah di atas Mada, antara 4,5 tahun sampai 5 tahun. Pantesan kan gede-gede. Di akhir kelas, saya sempat tanya berapa biayanya. "Udah Madanya gabung aja dulu. Biar kenal sama teman-teman barunya, biaya mah gampang," kata salah satu Bunda guru. 

Saya ketar-ketir gimana kalau biayanya sekian sekian sekian. Pada minggu selanjutnya, saya pun membayar biaya pendaftaran, seragam 2 buah dan SPP bulan Januari dengan total sebesar : TIGA RATUS RIBU RUPIAH. Jadwal kelas PAUD itu 3x seminggu. 

Oke, FIX Mada kudu ikut kelas PAUDnya. Biaya segitu teramat TERJANGKAU kalau dibandingkan dengan biaya nge-mall 2x seminggu dan kalau ada kegiatan ngebolang Mada berdua saya. 

Bunda Guru sempat nanyain sih kenapa nyari PAUD jauh amat nyampe ke Lebak Bulus, padahal sehari-hari saya tinggal di Depok. Trus, saya jelasin deh blablablabla. Alhamdulillah ya para Bunda Guru PAUD satu pemikiran dengan saya bahwa anak batita dimasukkan ke PAUD supaya bersosialisasi dan berkegiatan yang lebih terarah. Pokoknya, bermain yang edukatif. Jadi, jangan bayangin soal calistung.

Mei 2017, anak-anak PAUD Srikaya wisuda ke Taman Wisata Matahari. Mada ikut juga tapi gak wisuda.

Sebulan berikutnya, anak-anak angkatan baru masuk. Dan, yang bikin saya happy, anak-anak kelas baru itu seumuran sama Mada semua. Tinggi badannya pun sama meskipun teteup Mada badannya paling gede. Ada satu anak yang umurnya udah 5 tahun. Sisanya 18 anak umurnya antara 3 tahun sampai 4,5 tahun. 

Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November ...

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Kegiatan PAUD berjalan lancar. Untuk yang angkatan baru ini, kegiatan field tripnya banyak banget. Hampir tiap bulan ada field trip. Biayanya terjangkau gak nyampe ratusan ribu. 

Desember 2017 ...

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Balik lagi ke topik pengambilan rapor. Yang menjadi pertanyaan saya, hal-hal apa aja sih yang jadi penilaian Bunda guru selama 6 bulan kemarin anak didiknya belajar ? Oh ya, skor untuk penilaiannya bukan pakai angka tapi pakai keterangan BM (Belum Muncul), MM (Mulai Muncul), BSH (Berkembang Sangat Harapan) dan BSB (Berkembang Sangat Baik).

1.Penilaian Aspek Agama dan Moral

Misalnya, mulai meniru gerakan berdoa atau meniru doa pendek.

2. Fisik/Motorik

Dibagi menjadi Motorik Halus, Motorik Kasar dan Kesehatan Fisik.

3. Kognitif

Misalnya, mengenal pengetahuan umum dan mengenal bentuk.

4. Bahasa

Dibagi menjadi 2 hal, yaitu menerima bahasa dan mengungkapkan bahasa.  

5. Sosial-Emosional

Berkaitan dengan kemampuan anak dalam mengendalikan emosi. Misalnya, anak berbagi, mengantri, dll.

6. Program Pengembangan

Untuk yang ini berkaitan dengan seni dan olahraga. 

Selanjutnya, ada halaman khusus tentang perkembangan fisik anak dan perilaku anak di sekolah. Pada halaman terakhir, seperti rapor yang pernah saya terima saat masih sekolah ada halaman catatan. 

Untuk Mada, Bunda Ani sempat bilang "Mada itu tiap kali datang ke PAUD dan dia liat teman-temannya udah masuk kelas, duduk dan bernyanyi ... Mada langsung mogok gak mau masuk sekian belas menit di depan kelas. Jadi, Mada itu udah sadar kalau teman-temannya udah berdoa dan mulai belajar artinya dia datang terlambat." 

Saya nyengir, "Iya gimana Bunda, namanya tinggal beda kota (maksudnya Depok). Dari rumah berangkat setengah delapan pagi, nyampe PAUD jam delapan teng. Kadang berangkat jam delapan dan nyampenya ya udah telat pake banget jam setengah sembilan. 

Mau nginap di Neneknya, Mada gak mau. Pindah ke Lebak Bulus, Bapaknya Mada gak mau. Poning aku Bunda," Eh, kok malah tsyurhat XD. Bunda Ani dan bunda guru lainnya tertawa.

Karena, saya mendapat giliran terakhir dan wali murid lainnya sudah pulang duluan, saya sempat ngobrol santai dengan Bunda Ary dan juga Mama Zian sesama wali murid. Ah, terima kasih ya para Bunda PAUD Srikaya Lebak Bulus. For everything ...

Tanah Baru, 21 Desember 2017

Salam,

Maria Soraya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun