Oleh Maria Gabriella Schlonsky
Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia
Black Lives Matter (BLM, dari bahasa Inggris: "Nyawa Orang Hitam Itu Penting") adalah sebuah gerakan aktivis internasional, yang dimulai dari komunitas Afrika Amerika, yang aktif dalam menentang kekerasan maupun rasisme sistemik terhadap orang kulit hitam. BLM rutin menyelenggarakan demonstrasi memprotes kematian orang kulit hitam di tangan polisi, dan isu-isu terkait seperti profiling berdasarkan ras, kebrutalan polisi, dan ketimpangan ras dalam sistem pengadilan pidana Amerika Serikat (Friedersdorf, Conor. "Distinguishing Between Antifa, ...." The Atlantic. Diakses tanggal 1 Juni, 2020).
Gerakan ini bermula dari tahun 2013, dengan penggunaan tagar #BlackLivesMatter di media sosial setelah George Zimmerman, pelaku penembakan Travyon Martin, seorang pemuda berkulit hitam pada Februari 2012. Black Lives Matter menjadi gerakan yang dikenal secara nasional setelah demonstrasi yang mereka lakukan selepas dua kematian warga kulit hitam Amerika Serikat lainnya: Michael Brown (menyebabkan demonstrasi dan kerusuhan di Ferguson) serta Erik Garner di Kota New York. Sejak protes di Ferguson, anggota gerakan ini telah melakukan demonstrasi memprotes kematian sejumlah warga kulit hitam oleh polisi maupun ketika ditahan polisi. Sejak pertengahan 2015, aktivis-aktivis BLM juga terlibat dalam Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2016. Pemrakarsa tagar dan penggerak BLM, Alicia Garza, Patrisse Cullors, dan Opal Tometi, mengembangkan gerakan ini menjadi sebuah jaringan nasional dengan lebih dari 30 cabang antara 2014 hingga 2016. (Cullors-Brignac, Patrisse Marie (February 23, 2016). "We didn't start a movement. We started a network". Medium. Diakses tanggal 1 Juni, 2020). Namun, gerakan BLM secara keseluruhan adalah jaringan yang tersebar tanpa struktur resmi. (Collins, Ben; Mak, Tim (August 15, 2015). "Who Really Runs #BlackLivesMatter?". The Daily Beast. Diakses tanggal tanggal 1 Juni, 2020).
Sumber :
Day, Elizabeth (July 19, 2015). "#BlackLivesMatter: the birth of a new civil rights movement". The Guardian. Diakses tanggal 1 Juni, 2020.
Ross, Janell (August 19, 2015). "How Black Lives Matter moved from a hashtag to a real political force". The Washington Post. Diakses tanggal 1 Juni, 2020.
Luibrand, Shannon (August 7, 2015). "Black Lives Matter: How the events in Ferguson sparked a movement in America". CBS News. Diakses tanggal December 18, 2016.
Kasus Baru : Mencuat kembali tagar #BlackLiveMatters dan Jadi Trending Topic di Twitter Seluruh Dunia
Dilansir dari New York Times, Pada hari Senin sore tanggal 25 Mei 2020, seorang karyawan di sebuah restoran lokal di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat menelepon polisi setelah George Floyd diduga membeli barang menggunakan uang palsu. Dalam video ponsel yang beredar luas tentang penangkapan, Floyd, yang berkulit hitam, berada pada posisi tengkurap di tanah dengan tangan yang diborgol di belakang punggungnya, sementara Petugas Polisi yang diketahui bernama Derek Chauvin menekan leher Floyd dengan lututnya di trotoar. Video menunjukkan Chauvin, yang berkulit putih, menahan Floyd selama beberapa menit. Floyd mengeluh dia tidak bisa bernapas dan terus meminta pertolongan. Floyd meninggal karena kehabisan nafas. Video berakhir dengan paramedis mengangkat Floyd ke tandu dan menempatkannya di ambulans.
Dilansir dari Tribunnews Minneapolis- Empat petugas dipecat pada hari Selasa 26 Mei 2020. Pada hari Rabu 27 Mei 2020, Walikota Jacob Frey menyerukan Chauvin untuk didakwa secara pidana. Frey tidak menyebut-nyebut tiga polisi lainnya, yang juga ada di tempat kejadian.
UPDATE: Mantan Petugas Polisi Derek Chauvin didakwa dengan pembunuhan dalam menahan diri dari George Floyd "Polisi mengatakan Floyd melakukan perlawanan saat penangkapan, tetapi pengacara Chauvin menolak berkomentar dan petugas lainnya belum diidentifikasi secara terbuka.
Tanggal 28 Mei 2020, FBI masih menyelidiki kelanjutan kasus Floyd, dengan beberapa dugaan bahwa : Apakah betul ada penggunaan uang palsu, Apakah betul Floyd dibawah pengaruh obat-obatan, Apakah betul Floyd mencoba melawan saat ditahan polisi.
Tanggal 29 Mei 2020, terungkap fakta dari CNN yang mengeluarkan berita "Surveillance video does not support police claims that George Floyd resisted arrest" dimana Video CCTV di sekitar kejadian yang membuktikan bahwa tidak ada perlawanan dari George Floyd saat polisi mencoba melakukan penahanan.
Fakta dari Video CCTV ini bertolak belakang dengan laporan yang ditulis oleh Kepolisian Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat yang mengatakan Floyd melakukan perlawanan saat penangkapan. Berita yang tersebar ini membuat masyarakat marah karena perlakukan dari Polisi berkulit putih kepada Orang berkulit hitam. Faktor lainnya adalah Polisi yang jelas-jelas menghilangkan nyawa Floyd belum ditindak secara hukum. Derek Cauvin atau pelaku pembunuhan dan tiga polisi lainnya hanya dipecat.
Melihat tidak adanya keadilan terhadap George Floyd ini telah memantik aksi protes besar. Aksi protes pun tak hanya terjadi di Minneapolis, tetapi menyusul di sejumlah wilayah Amerika Serikat seperti Los Angeles, Kentucky, Atlanta, Denver dan Oakland. Kasus ini membuat tagar #BlackLiveMatters mencuat dan menempati Trending Topic Nomor 3 di Twitter Seluruh Dunia. Penggunaan tagar ini dilakukan untuk menyuarakan aksi protes terhadap kasus kekerasan yang terjadi.
Minneapolis, we hear you loud and clear all the way from LONG BEACH. No justice, No peace #BlackLivesMatter #JusticeForGeorgeFloyd pic.twitter.com/sPdTOnoYyh--- James Reyes (@jamesreyyes) June 1, 2020
Peaceful Protest, Eagle Pass TX. #JusticeForGeorgeFloyd pic.twitter.com/2VqNjWJ93S--- kimy (@kimyymacias) June 1, 2020
Peaceful protests
Brooklyn #JusticeForGeorgeFloyd pic.twitter.com/g0ngctQNAm--- Complex (@Complex) June 1, 2020
Two peaceful protests in the same place, a few weeks apart. Huntington Beach just declared the one on the left unlawful... #JusticeForGeorgeFloyd #protests2020 pic.twitter.com/wkY98Aty9L--- Robert (@TheRobertBurch) May 31, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H